Liputan6.com, Jakarta- Kemarahan di seluruh India telah terjadi setelah kematian seorang ayah dan anak yang diduga karena penyiksaan dalam penahanan polisi. Kasus ini disebut sebagai terulangnya kematian yang terjadi pada pria keturunan Afrika-Amerika George Floyd di AS beberapa waktu lalu.
Kasus berawal pada 19 Juni, ketika seorang ayah (58 tahun) dan anaknya (31 tahun) ditangkap dengan tuduhan membuka toko mereka melewati jam yang diizinkan di Negara Bagian Tamil Nadu, India, yang telah menerapkan kembali lockdown untuk mencegah penyebaran Virus Corona.
Advertisement
Menurut pihak berwenang setempat, ayah dan anak tersebut meninggal di rumah sakit beberapa hari kemudian. Tuduhan tertulis juga dikeluarkan pihak keluarga, yang mengatakan mereka mendapatkan pelecehan dari polisi dan menderita pendarahan di dubur.
Ketua Menteri Negara Bagian Tamil Nadu, Edappadi Palaniswami mengatakan, dua polisi yang terlibat dalam dugaan penyiksaan tersebut telah dibekukan statusnya.
Ia menambahkan, kasus itu akan ditransfer ke agen federal Biro Penyelidikan Pusat, sambil menunggu persetujuan Pengadilan Tinggi Madras, demikian seperti dikutip dari AFP, Senin (29/6/2020).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pemogokan Sebagai Bentuk Protes
Pekan lalu, sebuah protes terjadi yang dipicu akibat kematian di kota kecil Sathankulam itu, dan pemilik toko di seluruh Tamil Nadu melakukan pemogokan pada Rabu 24 Juni.
Saya turut "Terguncang dari apa yang saya dengar. Benar-benar terkejut, sedih dan marah ... yang bersalah tidak boleh dibiarkan tanpa hukuman," tulis Bintang Bollywood Priyanka Chopra Jonas saat menanggapi kematian yang terjadi pada ayah dan anak tersebut dalam laman Twitter-nya.
Selain itu, aktris Krystle D'Souza juga menyerukan, "Mari kita menuntut keadilan yang sama dengan yang kita lakukan untuk George Floyd."
Politisi negara bagian, para aktivis sosial dan pengacara Jignesh Mevani juga menulis bahwa "George Floyds dari India sangatlah banyak".
Ia juga menulis dalam laman Twitter-nya, "Akankah orang India berbaris di jalan-jalan dalam jumlah ribuan seperti di Amerika?."
Pemimpin partai oposisi, Rahul Gandhi, menggambarkannya sebagai "tragedi ketika pelindung kita berubah menjadi penindas."
Advertisement
3.146 Orang Tewas di Tahanan Polisi dan Peradilan
Kasus-kasus dugaan penyiksaan terhadap tersangka dalam tahanan telah dirincikan dalam beberapa laporan oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia di India, dengan kematian mereka yang sering disebut oleh polisi sebagai bunuh diri atau sebab alamiah.
Menurut data Komisi Hak Asasi Manusia Nasional, pada 2017-2018, yang dikutip dari AFP, menunjukkan bahwa ada sebanyak 3.146 orang tewas di tahanan polisi dan peradilan.
Dalam sebuah laporan juga dikatakan bahwa "Kekerasan penahanan dan penyiksaan begitu merajalela di India sehingga hampir menjadi rutinitas."
"Ini merupakan bentuk ekses terburuk dari pegawai negeri yang ditugasi tugas penegakan hukum," lanjutnya.
Menurut para aktivis, dalam kasus ini, polisi sangat jarang dinyatakan bersalah.