Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati membeberkan alasan perusahaan membatalkan kerja sama dengan raksasa energi asal Arab Saudi, Saudi Aramco dalam pembangunan proyek kilang di Cilacap, Jawa Tengah.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (29/6/2020), Nicke bilang kalau terdapat perbedaan valuasi nilai proyek antara Pertamina dengan Aramco.
Advertisement
"Jadi permasalahannya dari perbedaan valuasi. Bagaimana valuasi menilai dari eksisting kilang Cilacap ini ada perbedaan harga USD 1,1 miliar. Itu kalau dibandingkan dengan nilai buku, itu kan aset BUMN," ungkap Nicke.
Nicke melanjutkan, karena perbedaan valuasi itu, dimana harga yang ditetapkan Aramco lebih rendah, tentu kerjasama ini akan merugikan Pertamina.
"Jadi itu tidak mungkin kita bisa lepas karena di bawah nilai buku yang angkanya sebesar itu tentu akan bahaya. Oleh karena itu kita sepakat untuk tidak sepakat. Jadi kita putus pisah baik-baik di akhir April," lanjutnya.
Adapun saat ini, proyek kilang Pertamina di Cilacap sendiri sudah dilirik beberapa investor dan tengah dalam tahap pendekatan. Meski demikian, Nicke tidak merinci siapa saja investor tersebut.
Sebagai informasi, Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap sudah digagas sejak 2015 dengan ditandatanganinya Heads of Agreement (HOA) antara Pertamina dengan Saudi Aramco pada November 2015. Proyek ini diperkiraan akan menelan investasi mencapai USD 5,5 miliar.
Rencananya kapasitas proyek [Kilang](Sebagai informasi, Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap sudah digagas sejak 2015 dengan ditandatanganinya Heads of Agreement (HOA) antara Pertamina dengan Saudi Aramco pada November 2015. Proyek ini diperkiraan akan menelan investasi mencapai Rp 5,5 miliar dollar AS. "")Cilacap ini akan bertambah menjadi 400 ribu barrel per hari dengan hasil produk yang memenuhi spesifikasi Euro V, petrokimia dasar (basic petrochemical), dan Group II Base Oil untuk pelumas.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pertamina Cari Mitra Baru Garap Kilang Cilacap
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) memastikan pembatalan kerja sama dengan Saudi Aramco dalam membangun Megaproyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Cilacap.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang mengatakan, setelah intens berkomunikasi pada akhir April kemarin, pihak Aramco menyadari betul bahwa keberadaan RDMP Cilacap ini sangat penting bagi Indonesia.
"Aramco lewat surat resminya mengabarkan, silakan Pertamina bangun RDMP Cilacap. Mengingat Aramco masih ada urusan lain, jadi tidak bisa bergabung bangun Kilang Cilacap ini," jelasnya dalam sesi teleconference, Jumat (5/6/2020).
Namun demikian, Ignatius menyampaikan, Saudi Aramco tetap membuka kemungkinan untuk bekerjasama dengan Pertamina di masa depan pada proyek kilang-kilang lainnya.
Menindaklanjuti pembatalan dengan Aramco, ia melanjutkan, Pertamina kini tengah mencari mitra baru sembari mengembangkan Kilang Cilacap secara mandiri.
"Pertamina saat ini sedang dalam proses mencari partner baru, sambil mencari peluang apa yang bisa kita bangun terlebih dahulu. Lalu mempersiapkan skema bisnis dengan belajar dari kasus partnership Saudi Aramco, atau kerja sama lainnya yang tidak lanjut," tuturnya.
Advertisement
Percepatan Proyek
Untuk rencana ke depan, Pertamina disebutnya akan melakukan percepatan beberapa proyek bio refinery yang menjadi bagian dari RDMP tersebut .
"Mungkin 2022 sudah bisa beroperasi bio refinery skala kecil di sana. Lalu perbaikan kualitas untuk penuhi standar euro 5 sambil kita cari strategic partner," ujar Ignatius.