Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Perum (Bulog) Budi Waseso (Buwas) mengatakan hingga kini Bulog belum memiliki gudang khusus beras. Padahal gudang khusus merupakan hal yang penting mengingat beras tidak bisa disimpan sembarangan.
"Sekarang ini, Bulog belum memiliki gudang khusus untuk beras. Saat ini hanya gudang biasa saja bukan gudang beras yang memiliki ketentuan tertentu," Budi Waseso saat menghadiri rapat kerja dengan DPR, Jakarta, Senin (29/6/2020).
Advertisement
Budi Waseso melanjutkan gudang penyimpanan khusus beras sangat diperlukan agar beras yang sampai kepada masyarakat terjamin kualitas. "Perlu juga kami sampaikan, Bulog komitmen gunakan mesin rice to rice agar kualitas beras bagus," jelasnya.
Dia menambahkan, saat ini perusahaan menyimpan beras dengan temperatur suhu yang disesuaikan menyerupai gudang penyimpanan beras yang seharusnya. Untuk itu, dibutuhkan dana tambahan agar Bulog memiliki gudang penyimpanan beras sendiri.
"Gudang Bulog ini gudang biasa, gabah pun tidak (punya). Kalau gudang beras ada pengatur temperatur sistemnya, pakai model celo. Memang kami harus bangun dan tadi penggunaan dana talangan dan PMN itu untuk sarana dan prasarana sehingga ada jaminan beras itu bagus," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Bulog Tuntas Salurkan Bansos Presiden untuk 3,25 Warga Jabodetabek
Perum Bulog telag menyelesaikan penugasan dari pemerintah berupa penyaluran bantuan sosial (bansos) beras Presiden tahap I dan II kepada 3,25 juta warga yang terkena dampak wabah virus corona (Covid-19) di wilayah Jabodetabek.
"Alhamdulillah kita bisa menyelesaikannya dengan sangat baik. Memang sejak awal penugasan pemerintah, saya turun tangan langsung untuk memantau demi menjaga amanah kepentingan rakyat banyak," kata Dirut Perum Bulog Budi Waseso di Jakarta, Selasa (23/6/2020).
Pria yang akrab disapa Buwas ini mengatakan, beras yang digunakan selama program Bansos Presiden menggunakan beras premium yang berasal dari petani lokal di Tanah Air.
"Dalam mensukseskan program tersebut Bulog melibatkan armada pada tahap I sebanyak 10.847 unit truk, dan tahap II sebanyak 10.027 unit truk. Dengan asumsi rata-rata paket terkirim per hari sebanyak 80.970 paket di tahap I dan ditahap kedua rata-rata paket terkirim perhari sebanyak 135.616 paket," jelasnya.
Advertisement