Liputan6.com, Cirebon - Polemik upaya mengambil alih kekuasaan Keraton Kasepuhan Cirebon dari tangan Sultan Sepuh XVI PRA Arief Natadiningrat masih terus bergulir.
Pihak keluarga Rahardjo Djali yang mengaku keturunan sah Sultan Sepuh XI Keraton Kasepuhan Cirebon Tadjoel Arifin Djamaluddin Aluda Mohammad Samsudin Radjanataningrat mengaku memiliki bukti silsilah yang lengkap.
"Bertahun tahun kami selalu melakukan pendekatan persuasive dan tidak direspon. Bahkan berulang kali kami mengajak melakukan tes DNA juga tidak direspon," kata Rahardjo, Minggu (28/6/2020).
Baca Juga
Advertisement
Pada kesempatan tersebut, dia menjelaskan, silsilah keluarga Sultan Sepuh ke XI. Sultan Jamaludin Aluda Tajul Arifin memiliki dua orang istri yakni Raden Aju Radjapamerat (wafat 1922) dan Nji Mas Rukiah (Wafat 1979).
Dari istri pertama dianugerahi tiga orang anak perempuan. Namun, pada perjalanannya, Sultan Sepuh XI mendapat titipan anak dari sultan Sepuh X bernama Alexander.
"Jadi dari istri pertama ada empat anak tapi yang satu bukan anak kandung intinya," ujar dia.
Dia menyebutkan, Alexander merupakan anak dari orientalis bangsa Belanda yang bermukim di Keraton Kasepuhan.
Saat itu, Snouck Hurgronje pernah datang ke Kota Suci Makkah Arab Saudi dibawah kekuasaan Dinasti Otoman Turki untuk belajar Islam.
Setelah mempelajari Islam, Snouck Hurgronje ditugaskan pemerinah Hindia Belanda ke Indonesia yakni Keraton Kasepuhan Cirebon dengan dalih mempelajari Islam lebih dalam.
Seiring berjalannya waktu, Snouck Hurgronje menikah dengan wanita kerabat Keraton Kasepuhan Cirebon yang salah satu anaknya bernama Alexander.
"Mereka tidak direstui Sultan Sepuh ke X akhirnya mereka diasingkan ke Aceh. Snouck Hurgronje itu juga yang menulis buku De Atjehers silahkan ditelusuri di internet," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Istri Kedua
Singkat cerita, Sultan Sepuh ke XI menikah lagi dengan Nji Mas Rukiah. Dari pernikahan keduanya itu dikaruniai lima anak, tiga perempuan dan dua laki-laki.
Anak pertama laki-laki Pangeran Mohammad Sulung wafat waktu masih balita. Anak kedua, Rt Mas Sophie Djohariah, sementara anak ketiga merupakan kembar putra putri, yakni Ratu Mas Dolly Manawijah dan Raden Soegiono.
Sementara anak terakhir adalah seorang perempuan bernama Ratu Mas Alit Saleha.
"Nah Raden Soegiono ini yang berhak menggantikan tahta Sultan Sepuh XI setelah wafat. Tapi waktu itu beliau masih belum cukup umur sehingga situasi ini dimanfaatkan pemerintah Hindia Belanda dan menunjuk Alexander sebagai Sultan Sepuh ke XII bernama Alexander Radja Radjaningrat," ujar dia.
Rahardjo mengatakan, pada perjalanannya, Raden Soegiono pernah ditawari menjadi penerus sang ayah. Namun, Soegiono enggan meneruskan takhta dari ayah karena sibuk dengan karir sebagai pejabat di Bank Indonesia.
"Memang tidak mau tapi saat itu beliau berpesan siapapun Sultannya harus menjaga Syi'ar Islam dan peninggalan leluhur dengan baik," katanya.
Sementara itu Alexander, memiliki 10 anak dari hasil tiga kali pernikahannya. Anak pertama bernama Maulana Pakuningrat yang kemudian naik takhta setelah menggantikan Sultan Sepuh ke XII Alexander setelah meninggal dunia.
Namun, kata dia, penunjukan Maulana Pakuningrat sebagai Sultan Sepuh ke XIII tanpa pemberitahuan dan persetujuan dari keluarga besar Keraton Kasepuhan Cirebon.
"Dari hasil pernikahan Maulana Pakuningrat dengan wanita asal Bandung dikaruniai lima anak dengan anak pertama Arief Natadiningrat yang kemudian ditunjuk menjadi Sultan Sepuh ke XIV," ujar dia.
Advertisement
Siapkan Pengganti
Penunjukan Arief Natadiningrat sebagai putera mahkota dianggap tidak ada pemberitahuan dan persetujuan dari keluarga besar Keraton Kasepuhan Cirebon.
Hingga diangkatnya Arief Natadiningrat sebagai Sultan Kasepuhan ke XIV Cirebon dianggap tanpa pemberitahuan dan persetujuan keluarga besar.
"Sebelumnya keluarga besar sebenarnya tidak pernah protes atas tindakan mereka karena kami tetap berpendapat pada semangat Syi'ar Islam dan terpeliharanya peninggalan leluhur. Tapi kenyataannya kami selalu tidak pernah dilibatkan bahkan seakan dihilangkan dari silsilah keluarga," ujar dia.
Rahadjo mengaku tidak berambisi untuk menjadi Sultan dalam upaya mengambil alih kekuasaan ini. Keluarga besar Rahardjo mengaku sudah sepakat menunjuk Elang Mas Upi Supriyadi menjabat sebagai Sultan Keraton Kasepuhan yang baru.
Elang Mas Upi Supriyadi merupakan cucu dari istri pertama Sultan Sepuh XI Keraton Kasepuhan Cirebon yakni Ratu Radja Wulung Ayu Ningrat.
Dia mengaku siap menerima apapun resiko yang akan dihadapi atas aksinya menggembok dan menyatakan mengambil alih kekuasaan Kasultanan Kasepuhan.
"Ini semata-mata demi meluruskan sejarah dan mengembalikan marwah Kasultanan Kasepuhan," ujar dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sultan XIV Keraton Kasepuhan Cirebon Arief Natadiningrat mengatakan upaya mengambil alih kekuasaan dilakukan oleh orang yang tidak berhak atas tahta Keraton Kasepuhan Cirebon. Baik dari silsilah, adat istiadat serta tradisi yang berlaku secara turun temurun.
Menurut dia, aksi penyegelan dan upaya pengambil alihan kekuasaan tersebut merupakan tindakan iseng yang tidak memiliki dasar. Dia mengklaim oknum yang mengaku keturunan sah Sultan Sepuh XI tersebut tidak benar.
"Oknum tidak berhak atas gelar kerajaan dan bukan sultan dan bukan merupakan putra sultan. Hal mana yang berhak atas gelar sultan harus merupakan putra sultan sesuai adat istiadat serta tradisi yang berlaku secara turun temurun kesultanan di Keraton Kasepuhan Cirebon," kata Arief.
Aksi tersebut dianggap bagian dari pencemaran nama baik Sultan Arief dan Keraton Kasepuhan Cirebon. Dia menyebutkan, oknum tersebut masuk tanpa ijin, melakukan ancaman pembunuhan dan dianggap telah menyiarkan berita bohong.