Jadi Pembicara di Webinar TMP, Denny Siregar Ajak Anak Muda Kuasai Medsos

Ia pun mendorong PDI Perjuangan menguasai media sosial, sebab 180 juta penduduk Indonesia adalah pengguna media sosial.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jun 2020, 21:45 WIB
Ketua Umum TMP Maruarar Sirait (kiri), pegiat medsos Denny Siregar (tengah) dan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (kanan) dalam webinar Jas Merah: Jangan Sekali-Kali Meninggalkan Sejarah, Membuat Sejarah Positif bagi Bangsa, Minggu (28/6/2020).

Liputan6.com, Jakarta - Anak-anak muda Indonesia harus belajar dari sejarah pemuda-pemudi Indonesia tahun 1928 yang mampu menekan ego suku, agama dan ras dan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa.

Demikian disampaikan pegiat media sosial Denny Siregar dalam webinar yang diselenggarakan DPP Taruna Merah Putih (TMP) untuk memperingati Bulan Bung Karno dengan tema Jas Merah: Jangan Sekali-Kali Meninggalkan Sejarah, Membuat Sejarah Positif bagi Bangsa, Minggu (28/6/2020) malam.

"Kita harus belajar dari sejarah bangsa lain, seperti Suriah yang saat ini luluh lantak akibat provokasi pecah-belah. Kita jangan mau dipecah belah karena beda suku, agama dan ras," kata Denny.

Dia pun mengingatkan bahwa saat ini kelompok radikal dan intoleran banyak bermain di media sosial. Mereka dengan semangat tak pernah henti terus mempromosikan kebencian pihak lain atas nama suku, agama dan ras.

Ia pun mendorong PDI Perjuangan menguasai media sosial, sebab 180 juta penduduk Indonesia adalah pengguna media sosial.

Denny mengatakan bahwa media sosial merupakan alat propaganda yang tidak ada bentengnya. Karena itu, bila kelompok intoleran menguasai media sosial akan sangat berbahaya.

"Jika kebohongan didengungkan setiap hari maka akan mempengaruhi orang awam," ucap Denny sambil mengatakan bahwa media sosial merupakan ladang yang mereka gunakan untuk melakukan propaganda untuk mempengaruhi masyarakat.

Saat ditanya peserta webinar dari Bogor, Eghi Gunadi Wibawa, mengapa tidak takut dalam menyampaikan gagasan di media sosial, Denny mengatakan bahwa media sosial adalah ladang perjuangan untuk membela Indonesia. Apalagi yang diperjuangkan bukan orang per orang melainkan mimpi-mimpi bersama tentang Indonesia yang lebih baik.

"Jangan sampai kelompok intoleran yang menguasai medsos, maka Indonesia akan shut-down," tegas Denny.

Selain Denny, hadir sebagai pembicara adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, inisiator terapi plasma konvalesen (TPK) di Indonesia dr. Theresia Monica, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Mardani H Maming, dan Ketua OSIS SMA Taruna Nusantara I Kadek Suwisnawa Pridayana. Webinar sendiri dibuka oleh Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Gubernur hingga Dubes

Webinar ini diikuti oleh 1.000 perserta. Dan menariknya, di antara peserta ada Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abbdullah, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie dan Duta Besar Indonesia di Mexico, Cheppy Triprakoso Wartono. Selain kader-kader TMP dari seluruh Indonesia, hadir juga pengurus PDI Perjuangan dari Belanda dan Amerika Serikat.

Ketua Umum TMP Maruarar Sirait mengatakan, acara ini terselenggara atas kerja keras dan kebersamaan semua tim. Semua panitia mengerahkan energi dengan penuh totalitas dan displin tinggi demi lancarnya kegiatan ini.

"TMP menjalankan gotong royong. Sebab kita tahu tidak ada superman, namun yang ada adalah supertim," ungkap Ara, demikian ia disapa.

Maruarar pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh kader-kader TMP di seluruh Indonesia. Ia berharap dan berdoa agar kebersamaan kader-kader TMP di seluruh Indonesia terus berlanjut.

"Bahu-membahu dan gotong-royong untuk Indonesia yang kita cintai," jelas Ara, sambil menyatakan sikap kepada Hasto bahwa kader-kader TMP siap digerakkan untuk menjalankan tugas partai.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya