Liputan6.com, Beijing - Belum selesai pandemi Virus Corona (COVID-19), kini peneliti di China menemukan jenis baru flu babi yang bisa memicu pandemi. Flu babi itu dinamakan G4 dan merupakan keturunan genetik H1N1.
Temuan itu diterbitkan dalam jurnal sains Proceedings of the National Academy of Sciences di Amerika Serikat. Peneliti di China berkata G4 dapat menginfeksi dari hewan ke manusia.
Baca Juga
Advertisement
Dilaporkan South China Morning Post, Selasa (30/6/2020), G4 merupakan jenis flu babi yang tingkat infeksinya paling tinggi di antara jenis flu babi lain yang diteliti di China. Virus itu juga sudah menyebar ke manusia.
Berdasarkan tes peneliti, sudah ada 10,4 persen pekerja di industri babi sudah terinfeksi. Selain itu, 4,4 persen masyarakat sudah tertular.
Para peneliti masih belum menemukan bukti apakah flu babi jenis baru ini bisa menular antar manusia. Mereka khawatir ada penambahan risiko pandemi bagi manusia.
Penulis penelitian itu lantas meminta ada tindakan untuk memonitor pekerja yang bekerja di industri babi agar waspada terhadap penyakit zoonotis baru.
Sejak 2011 hingga 2018, peniliti di China melakukan tes nasal swabs kepada 30 ribu babi di 10 provinsi China untuk meneliti virus-virus flu babi. Totalnya kini ada 179 virus flu babi yang diisolasi.
Kebanyakan virus flu babi itu adalah jenis baru. Peneliti lantas melakukan eksperimen ke hewan lain, seperti ferret (sejenis musang), untuk mengetahui dampak virus itu. Hasilnya, G4 tenyata yang paling berbahaya dan bisa menghasilkan gejala yang lebih serius.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Vaksin Virus Corona COVID-19 dari Perusahaan China Tunjukkan Hasil Menjanjikan
China National Biotec Group (CNBG) mengatakan pada Minggu bahwa hasil uji awal pada manusia untuk calon vaksin Virus Corona COVID-19 mengisyaratkan calon vaksin itu aman dan efektif, calon vaksin kedua dari perusahaan itu menunjukkan hasil yang menggembirakan dalam satu percobaan klinis.
Upaya eksperimental itu, yang dikembangkan oleh unit CNBG yang berkedudukan di Beijing, menghasilkan antibodi tingkat tinggi pada semua partisipan yang disuntik dalam Fase 1/2 percobaan klinis yang melibatkan 1.120 orang yang sehat, sesuai dengan data awal, CNBG mengatakan dalam unggahan pada media sosial WeChat, tanpa mengungkapkan data-data spesifik, seperti dikutip dari Antara, Senin 28 Juni 2020.
Sejumlah perusahaan dan peneliti China diizinkan menguji delapan calon vaksin pada manusia di dalam dan luar negeri, yang membuat China jadi yang terdepan dalam perlombaan mengembangkan usaha melawan Virus Corona COVID-19 yang membunuh hampir setengah juta orang seluruh dunia.
CNBG, yang bernaung pada China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) milik negara, mengatakan awal bulan ini bahwa calon vaksin lain yang diproduksi oleh unitnya yang berkedudukan di Wuhan juga memicu keamanan antibodi tingkat tinggi pada para peserta uji klinis berdasarkan hasil-hasil awal.
Satu vaksin harus membuktikan keefektifannya pada tes manusia "Fase3" di mana ribuan peserta direkrut supaya vaksin corona itu benar-benar aman untuk dijual.
CNBG mengatakan pada Selasa pihaknya akan menjalankan Fase 3 untuk calon vaksinnya di Uni Emirat Arab, tanpa merinci eksperimen mana yang akan diuji.
Baca Juga
Pergerakan Independen Alex Kuple dalam Bermusik, Ogah Bergantung pada Major Label Berkat Kedekatan dengan Musisi Indie
Mendagri Tito Karnavian Beberkan Alasan Yogyakarta Tetap Naik Pertumbuhan Ekonomi saat Pandemi Covid-19
Pandemi Adalah Wabah Global, Pahami Ciri-Ciri, Cara Menghadapi, serta Bedanya dengan Endemi dan Epidemi
Advertisement