Selidiki Asal-Usul Virus Corona COVID-19, WHO Kirim Tim Investigasi ke China

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengirim tim investigasi ke China guna menyelidiki asal-usul Virus Corona COVID-19 yang masih belum terbukti secara pasti.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 30 Jun 2020, 15:30 WIB
Han Yi (belakang), petugas medis dari Provinsi Jiangsu, bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, 22 Februari 2020. Tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit itu. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Liputan6.com, Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengirim tim ke China dan dijadwalkan berangkat minggu depan untuk menyelidiki asal-usul Virus Corona baru. Hal ini disampaikan oleh ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam briefing pada Senin 29 Juni.

"Kita bisa melawan virus dengan lebih baik ketika kita mengetahui segalanya tentang virus, termasuk bagaimana virus itu bermula," kata Tedros, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (30/6/2020).  

"Kami akan mengirim tim minggu depan ke China untuk mempersiapkan itu."

Presiden AS Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo sama-sama mengatakan penyakit itu bisa lolos dari laboratorium di Wuhan, meskipun mereka tidak menunjukkan bukti mengenai hal ini, dan China membantahnya. 

Di sisi lain, para ilmuwan mengatakan virus itu muncul di alam.

Trump telah mengumumkan rencananya untuk keluar dari WHO, yang menurutnya terlalu dekat dengan China. 

Dia telah berulang kali menekankan asal virus China, menyebutnya "Kung Flu" dalam dua unjuk rasa pada bulan ini, sebuah istilah yang sebelumnya Gedung Putih gambarkan sebagai tidak dapat diterima dan yang oleh kelompok Asia-Amerika dikatakan rasis.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


Respons WHO Soal Istilah Trump

Petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Ditanya tentang penggunaan istilah Trump, direktur program kedaruratan WHO, Mike Ryan, menyerukan "wacana internasional yang didasarkan pada rasa saling menghormati".

"Banyak orang di seluruh dunia menggunakan bahasa yang tidak menguntungkan dalam respons ini," katanya.

Ryan mengatakan telah ada kemajuan luar biasa menuju menemukan vaksin, tetapi tidak ada jaminan keberhasilan. Sementara itu negara-negara harus menggunakan strategi yang tersedia, seperti jarak sosial dan pelacakan kontak.

"Banyak, banyak negara melalui penerapan strategi komprehensif telah mencapai tingkat penularan virus yang sangat rendah di negara mereka tetapi selalu harus tetap waspada jika ada kelompok atau wabah kecil," jelasnya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya