Liputan6.com, Jakarta - Putri Eugenie merayakan Hari Kesadaran Skoliosis Internasional dengan sebuah pesan inspiratif. Ia bahkan tak sungkan memamerkan foto close-up bekas luka dari operasi tulang belakangnya.
"Saya hanya ingin berbagi bekas luka saya dan mendorong siapa pun di luar sana yang telah melalui pengalaman yang sama untuk membagikan bekas luka operasi mereka pada saya," tulis cucu Ratu Elizabeth II itu di keterangan foto dalam unggahan, Senin, 29 Juni 2020.
Baca Juga
Advertisement
Putri Eugenie lalu memberi semangat dan berharap bekas luka tersebut tak membuat mereka malu atau rendah diri.
"Mari kita bangga dengan bekas luka kita! Saya ingin mengunggah ulang gambar Anda di Stories saya. Jadi, tolong tag saya dan saya akan berbagi. #Internationalscoliosisawarenessdayday," tulis perempuan 30 tahun itu pada 1,1 juta pengikutnya di Instagram.
Mengutip laman People, Selasa (30/6/2020), putri dari Pangeran Andrew ini pernah melalui operasi skoliosis saat berusia 12 tahun. Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang yang menyebabkannya bengkok ke belakang atau samping secara tidak normal.
Kondisi ini umumnya terjadi pada anak usia 10--15 tahun sebelum masuk masa pubertas. Beruntung, Putri Eugenie selamat dari penyakit tersebut.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Berbagi Pengalaman
"Aku masih ingat betul betapa gugupnya aku beberapa hari sebelum operasi. Setelah dirawat secara intensif selama seminggu dan memakai kursi roda selama enam hari," kenang sepupu Pangeran William dan Pangeran Harry itu saat berbagi pengalamannya di Instagram pada 2018 silam.
Berangkat dari pengalaman tersebut, Putri Eugenie sejak 2012 aktif sebagai penanggung jawab Redevelopment Appeal, sebuah yayasan yang bertujuan menggalang dana untuk pengadaan fasilitas baru di Royal National Orthopedic Hospital
Saat menikah dengan Jack Brooksbank pada akhir 2018, Putri Eugenie memakai gaun dengan belahan punggung yang mengekspos bekas luka operasi skoliosis tersebut. Ia kini merasa bangga dengan bekas lukanya karena operasi yang ia alami dapat membantu orang lain berjuang melawan skolosis.
Advertisement