Liputan6.com, Jakarta Zaskia Adya Mecca dan Hanung Bramantyo baru-baru ini menetapkan kebijakan puasa gadget kepada anak-anaknya. Kebijakan ini diambil setelah Hanung Bramantyo membaca artikel dan video riset soal perilaku anak Indonesia dibandingkan dengan Jepang.
Dari aspek literasi pendidikan, anak Indonesia jauh teringgal. Zaskia Adya Mecca dan suami khawatir rendahnya budaya membaca berdampak buruk terhadap anak-anak mereka ke depan. Maklum, anak-anak terbiasa main gadget dan menonton konten audiovisual.
Baca Juga
Advertisement
“Lain dengan buku yang merangsang imajinasi dan pikiran anak-anak,” terang Zaskia Adya Mecca saat berbincang dengan Showbiz Liputan6.com lewat sambungan telepon, baru-baru ini.
Teringat Sahabat Nabi
Zaskia Adya Mecca menjelaskan, terlalu sering mengasup konten audiovisual membuat perbendaharaan kata anak-anak terbatas dan imajinasi kurang terasah.
“Di sisi lain sahabat Nabi mengingatkan bahwa anak mestinya dididik sesuai zamannya. Kalau sama sekali tidak boleh pegang gadget, mereka akan ketinggalan zaman. Ini juga enggak bijaksana,” beri tahu seleb kelahiran Jakarta, 8 September 1987.
Advertisement
Minimal 10 Halaman Buku
Akhirnya, Zaskia Adya Mecca dan suami sepakat mengajak anak puasa gadget. “Ketentuannya, boleh pegang gadget dengan catatan sudah membaca minimal 10 halaman buku,” ujarnya.
Dari sini tampak jelas perbedaan selera anak pertama dan kedua, yakni Kana Sybila dan Kala Madali. Sybil senang membaca novel drama yang mellow. Kala menyukai buku petualangan. Bhai Kaba yang belum bisa baca diberi buku cerita bergambar.
Drama di Minggu Pertama
“Saya bacakan kisahnya. Usai membaca mereka punya ritual sendiri. Sybil menuliskan kembali cerita itu di diary. Kala dan Kaba menceritakan kembali ke saya,” ia memaparkan.
Berkaca pada pengalaman ini, Zaskia Adya Mecca menarik kesimpulan, membaca melatih anak membuat intisari dan menyampaikannya ke orang lain. Pada minggu pertama kebijakan puasa gadget diterapkan, banyak drama terjadi. Bhai Kaba tantrum. Kesabaran Zaskia Adya Mecca diuji.
Advertisement
Lumpur Berceceran
Memasuki pekan kedua, situasi mulai tenang. Sebagai ganti gadget, anak-anak malah bahagia main tanah di halaman pakai sendok dan garpu. Masalah lain muncul. Habis main tanah, tanpa cuci tangan mereka masuk rumah dan kamar.
“Tanah dan lumpur berceceran di lantai dan kasur. Anak-anak enggak cranky, saya yang senewen. Mas Hanung bilang, sabar semua ada tahapnya,” kenang Zaskia Adya Mecca. “Alhamdulillah sekarang sudah terkendali dan buku kini jadi bagian keseharian mereka,” pungkasnya, senang.