Jokowi: Polri Perlu Waspadai Ancaman Stabilitas Keamanan Terutama Jelang Pilkada

Jokowi mengingatkan, kewaspadaan tersebut perlu ditingkatkan yang diimbangi dengan kedisiplinan protokol kesehatan.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 01 Jul 2020, 10:40 WIB
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi meminta dalam raker ini dapat mempercepat prosedur-prosedur yang sebelumnya sangat lama dan berbelit-belit. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Jokowi meminta Polri mengawasi secara ketat gelaran Pilkada 2020. Menurut presiden, potensi ancaman dan stabilitas nasional dalam pesta demokrasi selalu ada dan wajib diwaspadai.

"Potensi ancaman stabilitas keamanan dalam negeri juga perlu diwaspadai, terutama menjelang pilkada serentak di akhir tahun 2020 di bulan Desember," kata Presiden Jokowi seperti yang disiarkan via daring di kanal YouTube Setpres saat upacara HUT Bhayangkara ke-74 dipimpinnya langsung, Rabu (1/7/2020).

Kewaspadaan ditingkatkan, lanjut presiden, juga harus diimbangi dengan kedisiplinan protokol kesehatan. Karena tahun ini, Pilkada digelar dalam bayangan ancaman COVID-19.

"Tugas kali ini juga harus menjaga protokol kesehatan. Ini tak mudah, namun saya yakin Polri TNI serta penyelenggara dan pengawas pemilu akan mampu menjalankan tugas ini dengan baik," yakin mantan gubernur DKI ini.

Presiden Jokowi menilai, Polri akan selalu berhadapan dengan tantangan yang semakin berat dan semakin kompleks. Seperti kejahatan konvensional, kejahatan lintas negara, kejahatan berimplikasi kontingensi sampai dengan kejahatan terhadap kekayaan negara.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Reformasi Polri

Karenanya, presiden meminta Polri harus terus mereformasi diri secara total, selalu berupaya memperbaiki diri.

"Polri untuk lebih profesional dan modern, ubah semua kelemahan menjadi sebuah kekuatan," harap dia menandasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya