PM Inggris: Israel Jangan Aneksasi Tepi Barat, Negosiasi Lagi

Aneksasi Tepi Barat dianggap akan memperburuk suasana antara Israel dan Palestina.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 30 Mar 2021, 20:45 WIB
PM Inggris, Boris Johnson selesai memberikan pernyataan pada hari pertamanya kembali bekerja setelah pulih dari virus Corona di Downing Street, London, Senin (27/4/2020). Ini menjadi kemunculan pertama PM Johnson di depan publik setelah hampir sebulan terinfeksi COVID-19. (AP/Frank Augstein)

Liputan6.com, Tel Aviv - Rencana pemerintah Israel untuk mencaplok Tepi Barat ditolak oleh Inggris. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta Israel untuk kembali ke meja negosiasi.

Pemikiran PM Johnson diungkapkan dalam sebuah artikel eksklusif bersama media Israel, Yediot Ahronot. Ia berkata ada jalan alternatif ketimbang aneksasi.

Menurutnya, lebih baik menggunakan energi untuk kembali ke meja perundingan agar ada damai di antara Israel dan Palestina.Kedua negara pun diminta berkompromi.

"Saya tidak meremehkan tantangan-tantangan yang menghalangi jalan menuju perdamaian abadi. Tetapi saya percaya bahwa satu-satunya jalan mencapai keamanan sejati dan abadi bagi Israel, tanah air umat Yahudi, adalah melalui solusi yang memberikan keadilan dan keamanan bagi kedua rakyat Israel dan Palestina," ujar PM Johnson, seperti dikutip The Jerusalem Post, Kamis (2/7/2020).

PM Johnson pun percaya hal itu bisa direalisasikan. Selain itu, ia berkata bangga atas peran Inggris dalam membangun Israel lewat Deklarasi Balfour pada 1917.

Deklarasi itu merupakan surat dukungan Inggris kepada Lionel Walter Rothschild terhadap adanya negara bagi warga Yahudi di Palestina yang waktu itu merupakan wilayah Kesultanan Utsmani. Hanya saja, PM Johnson menekankan bahwa deklarasi itu belum menyelesaikan tujuannya sampai ada perdamaian antara Israel dan Palestina.

"Satu-satunya cara adalah agar kedua belah pihak kembali ke meja perundingan (negosiasi). Ini harus menjadi tujuan kita. Aneksasi hanya menjauhkan kita dari itu," lanjut PM Johnson.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Aneksasi Melanggar Hukum Internasional

PM Israel Benjamin Netanyahu memberi sambutan saat peresmian Kedubes Guatemala di Yerusalem, Rabu (16/5). Netanyahu menyebut peresmian tersebut adalah tepat karena Guatemala menjadi negara kedua yang mengakui Israel pada 1948. (Ronen Zvulun/Pool via AP)

PM Boris Johnson berkata dirinya adalah pembelas Israel. Ia menegaskan bahwa Inggris akan selalu mendukung eksistensi Israel.

Namun, ia tidak mengaku sedih ketika mendengar rencana aneksasi. PM Johnson berkata rencanan aneksasi justru merugikan Israel dala jangka panjang.

PM Johnson juga berkata rencana aneksasi justru akan dipakai oleh musuh-musuh Israel untuk melawan kemajuan di Timur Tengah.

Pencaplokan Tepi Barat juga melanggar perjanjian internasional.

"Aneksasi akan menjadi pelanggaran hukum internasional," ujarnya. "Saya berharap dari lubuk hati saya agar aneksasi tidak terjadi."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya