Liputan6.com, Padang - Di Minangkabau, kerupuk kulit yang terbuat dari kulit sapi lebih dikenal dengan sebutan karupuak jangek. Camilan ini sangat legendaris di Sumatera Barat, bahkan sangat mudah ditemui di warung-warung.
Di kalangan masyarakat Sumbar, mereka lebih menyukai karupuak jangek original tanpa diberi varian rasa kecuali bumbu dasar seperti garam.
Tidak hanya itu, jajanan ini juga dikenal sebagai obat diare atau penyakit maag. Maka tak heran jika ada Anda sedang diare dan kebetulan berada di tanah Minangkabau ada yang menyarankan agar mengonsumsi karupuak jangek.
Karupuak jangek terbuat dari kulit sapi pilihan yang telah direbus, disangrai, lalu dijemur dan kemudian digoreng, tentu dalam prosesnya ditambah bumbu seperti garam.
Baca Juga
Advertisement
Selain di warung-warung, jajanan ini juga tersedia di pusat oleh-oleh dengan varian rasa yang beragam seperti karupuak jangek balado. Kemasannya juga lebih baik agar dapat tahan lama.
Kemudian, tersedia hampir di seluruh rumah makan di Ranah Minang, biasanya pelanggan akan meminta pelayan menyajikannya dicampur dengan kuah gulai.
Bagi Anda yang baru pertama kali ke Sumbar, jangan heran jika saat di rumah makan ada yang minta karupuak jangek pakai kuah (kerupuk kulit pakai kuah), itu bukan salah satu menu, hanya pelengkap nikmatnya makan saja.
Sentra karupuak jangek di Sumatera Barat berada di Kota Padang Panjang, Anda juga bisa menyaksikan proses pembuatannya di Kota Serambi Mekah itu.
Salah seorang pelancong asal Jakarta, Andika (29) mengatakan, kerupuk ini sangat nikmat dimakan dengan kuliner khas Ranah Minang lainnya seperti nasi kapau. "Nikmat sekali, saya jadi ketagihan," ujarnya.
Untuk harganya, karupuak jangek cukup pas di kantong, apalagi ada kemasan kecil yang tersedia di warung atau rumah makan, biasanya dihargai Rp2.000 per bungkus.
Namun jika di toko oleh-oleh, dibanderol sekitar Rp40.000 untuk kemasan 250 gram. Selain itu juga tersedia karupuak jangek belum digoreng atau setengah matang yang bisa dimasak sendiri di rumah.