Kasus Corona COVID-19 Turun, Sekolah di Malaysia Akan Buka Kembali Per 15 Juli

Berencana kembali ke sekolah, Malaysia akan melakukan beberapa protokol agar sekolah dapat berjalan di tengah pandemi Virus Corona COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jul 2020, 15:28 WIB
Sekolah di Perbatasan Indonesia dan Malaysia. (Dok Kementerian PUPR).

Liputan6.com, Malaysia - Sekolah SD dan SMP di Malaysia akan dibuka kembali pada tanggal 15 Juli. Saat itu para murid akan dapat bersekolah seperti dikatakan oleh Menteri Senior dan Menteri Pendidikan, Mohd Radzi Md Jidin pada Rabu 1 Juli 2020.

"Sekolah memiliki opsi untuk membuka kembali sekolah dengan sesi tunggal, ganda atau rotasi untuk memastikan jarak sosial, katanya lagi seperti yang dilansir dari Channel News Asia, Kamis (2/7/2020).

"Untuk murid sekolah menengah kelas 1 hingga 4, dan yang juga berada di "Remove Classes"  mereka akan dapat kembali bersekolah pada tanggal 15 Juli,

"Untuk anak SD yang berada di kelas 5 dan 6 juga akan kembali bersekolah pada Rabu, 15 Juli, sedangkan untuk murid kelas 1 hingga 4 akan kembali bersekolah 22 Juli," ujarnya. 

"Remove classes" adalah kelas yang diikuti para murid yang membutuhkan waktu setidaknya untuk setahun agar mereka bisa bertransisi ke Form 1. 

Sekolah di Malaysia sudah tutup sejak pertengahan Maret. Sesi pelajaran dilakukan secara virtual ketika Putrajaya menegakkan perintah kontrol gerakan (MCO) untuk mencegah penyebaran SARS-CoV-2 atau COVID-19. 

Seiringnya kondisi pandemi Virus Corona COVID-19 yang membaik di Malaysia, peraturan lockdown telah dilonggarkan. Sebelumnya, sekolah telah dibuka kembali pada 24 Juni bagi para siswa yang mengambil cuti ujian sekolah. 

Menteri Pendidikan Malaysia tersebut juga mengatakan bahwa para murid akan kembali ke sekolah secara bertahap.

Setelah mempertimbangkan penutupan sekolah, kalender sekolah untuk tahun 2020 juga telah diubah untuk mengurangi jumlah liburan sekolah.

Saksikan Juga Video Ini:


Ada Tiga Metode Untuk Kembalinya Murid ke Sekolah

Sekolah di Kuala Lumpur, Malaysia ditutup akibat kabut asap kian memburuk. (Bernama)

Mohd Radzi mengatakan bahwa dirinya telah mengidentifikasi tiga metode untuk kembalinya anak-anak ke sekolah. 

Metode pertama adalah melihat apakah sekolah dapat menampung semua murid dengan menerapkan peraturan social atau physical distancing. 

Metode kedua adalah, dual session, di mana kelas akan dibagi menjadi dua. Hal ini diberlakukan bagi sekolah yang tidak bisa menampung seluruh muridnya kembali dalam satu sesi. 

Yang ketiga adalah metode rotasi kelas untuk sekolah yang tidak bisa menerapkan metode pertama dan kedua. 

"Metode rotasi ini adalah sistem belajar hybrid, dimana para murid akan memiliki kelas secara face-to-face dan juga belajar dari rumah di hari mereka tidak dijadwalkan ke sekolah," ujarnya. 

Metode ketiga ini akan diterapkan ke seluruh sekolah satu minggu sebelum mereka beroperasi kembali.

Mohd Radzi mengatakan kementerian mengakui kelemahan dalam menerapkan pembelajaran online, karena ini merupakan pendekatan baru untuk guru, siswa dan orang tua.

"Selain itu, banyak siswa yang tidak dapat berpartisipasi dalam pembelajaran online karena keterbatasan akses ke teknologi komunikasi. Akibatnya, pembelajaran berbasis rumah tidak seefektif interaksi tatap muka,” katanya.

Reporter: Yohana Belinda

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya