SKK Migas: Produksi Minyak dan Gas Nasional Masih Baik di Tengah Pandemi

SKK Migas mencatat realisasi produksi gas sampai dengan akhir Mei 2020 di angka 6.888 MMSCFD.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 02 Jul 2020, 13:05 WIB
SKK Migas mencatat realisasi produksi gas sampai dengan akhir Mei 2020 di angka 6.888 MMSCFD.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto memastikan bahwa produksi, produksi minyak siap jual (lifting) dan stok minyak dan gas (migas) Indonesia masih cukup bagus di tengah pandemi Corona ini. 

"Sampai dengan akhir Mei 2020, produksi masih cukup bagus 723 (MBOPD) untuk minyak," kata Dwi dalam UPbringing Live Session: Meet The Expert - ISMS Live Session 3 on Energy, Kamis (2/7/2020).

Sedangkan untuk gas realisasi produksi sampai dengan akhir Mei 2020, SKK Migas mencatat di angka 6.888 MMSCFD.

Selain itu, Dwi memaparkan untuk realisasi lifting minyak hingga akhir Mei 2020 sebesar 701,7 MBOPD atau sudah mencapai 92 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020.

Dengan produksi minyak dan gas tersebut, SKK Migas mencatat bahwa total stok migas mencapai 8.01 juta Bbls, dengan available to lift sebesar 5.05 juta Bbls dan dead stock 2.96 juta Bbls.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Cadangan Migas Pertamina Naik 44 Persen

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) terus berupaya memperkuat ketahanan energi dengan menambah produksi dan memperkuat cadangan minyak dan gas bumi (migas).

Terbukti sampai akhir tahun 2019, Pertamina dapat mempertahankan level produksi pada kisaran 901 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD).

"Ikhtiar dan fokus dalam mengelola wilayah kerja (WK) migas yang diamanahkan kepada Pertamina telah meningkatkan performa bisnis hulu. Dan diharapkan tahun-tahun mendatang performanya terus meningkat," kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman dalam keterangan resmi yang diterima Liputan6.com, pada Senin 22 Juni 2020.

Fajriyah menjelaskan, sejalan dengan upaya mempertahankan produksi, Pertamina juga mencatatkan lifting migas pada 2019 pada level yang sesuai, yaitu 734 MBOEPD.

Hal ini sebagai hasil kegiatan operasional yang intensif yaitu pengeboran 322 sumur pengembangan, 14 sumur eksplorasi dan melakukan 751 kegiatan workover, serta 13.683 well services.

Sementara itu, di sektor energi baru dan terbarukan, produksi panas bumi Pertamina pada 2019 mencapai 4.292 GWh atau naik 3 persen dibandingkan 2018 yang tercatat 4.182 GWh.

Operasional produksi panas bumi yang dilakukan Pertamina melalui anak perusahaan, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), mengelola 14 wilayah kerja panas bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877MW terdiri dari Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) own operation maupun WKP joint operation.

Indonesia saat ini memiliki kapasitas terpasang panas bumi terbesar kedua di dunia, yang sebagian besar produksinya dihasilkan dari wilayah kerja PGE.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya