Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menegaskan upaya untuk mengejar angka kematian COVID-19 sampai nol. Artinya, tidak ada penambahan kasus kematian di tiap provinsi.
Hal tersebut merupakan target utama Pemerintah dalam penanganan COVID-19, yakni menekan angka kematian (vatalitas). Apalagi melihat angka kematian COVID-19 yang relatif masih meningkat seiring ditemukannya kasus-kasus positif baru di sejumlah daerah.
Advertisement
"Fatality rate ini yang paling penting. Kalau bisa, sedikit yang terkena (terpapar), tapi kalau pun yang terkena banyak namun yang meninggal sedikit itu masih bagus," tegas Muhadjir saat melakukan tinjauan dan koordinasi penanganan COVID-19 di Kota Lhokseumawe, Aceh, Kamis (2/7/2020).
"Kita akan mengejar bagaimana supaya angka kematian ini betul-betul nol."
Dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com, Muhadjir menyebut, memastikan setiap daerah memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai untuk menangani pasien COVID-19. Pemerintah pusat pun sudah memberikan bantuan, terutama alat tes PCR beserta perlengkapan kesehatan, seperti alat pelindung diri.
Percepatan Produksi PCR Kit
Dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Pemanfaatan RSKI Pulau Galang melalui telekonferensi pada Selasa (30/6/2020), ada bahasan soal percepatan produksi PCR kit oleh PT Bio Farma.
Berdasarkan laporan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, kemampuan produksi PCR kit besutan PT Bio Farma sudah mencapai 50.000 per minggu atau dihitung sebanyak 200.000 per bulan.
Untuk mencukupi kebutuhan di Indonesia sendiri, Terawan menerangkan minimal perlu satu juta kit. Pemerintah juga telah menyerahkan bekas laboratorium vaksin flu burung untuk mengoptimalkan produksi PCR kit dari dalam negeri.
Sementara itu, Basyir menambahkan saat ini pihaknya tengah membuat rancangan pemanfaatan bekas laboratorium flu burung agar bisa dimanfaatkan tempat pengembangan produksi PCR kit. Ia berharap pada Agustus 2020, produksi dari PCR kit bisa mencapai satu juta kit.
Muhadjir mendukung produksi PCR kit dari dalam negeri. Menurutnya, pemerintah sangat berkepentingan memproteksi produk dalam negeri dan bisa diserap di pasar sendiri.
"Intinya, kita punya semangat memberikan proteksi produk dalam negeri. Misalnya, Bio Farma bisa memproduksi dengan kapasitas maksimal. Maka, kita akan upayakan agar diserap di pasar. Itu (PCR kit dalam negeri) tentunya lebih murah dan compatible dengan pasar Indonesia," tutup Muhadjir.
Advertisement