100 Orang Lebih Tewas Akibat Longsor di Tambang Batu Giok Myanmar

Bencana itu melanda setelah curah hujan deras di dekat perbatasan China di negara bagian Kachin, Myanmar.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 03 Jul 2020, 09:28 WIB
Tim penyelamat berusaha menemukan korban selamat setelah tanah longsor melanda tambang batu giok di Hpakant, Kachin, Myanmar, Kamis (2/7/2020). Para penambang tewas ketika gelombang berlumpur yang disebabkan hujan lebat mengubur mereka. (Handout/MYANMAR FIRE SERVICES DEPARTMENT/AFP)

Liputan6.com, Kachin - Sedikitnya 100 jenazah penambang batu giok dievakuasi setelah tanah longsor terjadi di Myanmar utara pada Kamis kemarin. Otoritas menyebut, ini merupakan salah satu insiden terburuk yang pernah menimpa industri.

Dikutip dari laman France24, Jumat (3/7/2020) kebanyakan korban meninggal dunia yaitu para pekerja migran bayaran rendah. Mereka bekerja untuk mengikis permata yang sangat didambakan warga Tiongkok.

Bencana itu melanda setelah curah hujan deras di dekat perbatasan China di negara bagian Kachin, demikian disampaikan oleh Departemen Pemadam Kebakaran Myanmar dalam sebuah posting Facebook.

"Para penambang di Myanmar disapu oleh longsor," kata pernyataan itu.

"Total 113 mayat telah ditemukan sejauh ini."

Mereka tampaknya menentang peringatan untuk tidak bekerja di tambang terbuka yang berbahaya selama curah hujan, kata polisi setempat kepada AFP.

Tim penyelamat bekerja sepanjang hari untuk mengevakuasi satu persatu tubuh manusia yang sudah meninggal di lokasi kejadian.

Mereka mengatakan upaya pencarian dan penyelamatan telah dihentikan karena hujan lebat.

Sebelum bencana longsor terjadi, pekerja sedang mencari batu permata di daerah pegunungan. Foto yang diposting di halaman Facebook layanan pemadam kebakaran menunjukkan tim pencarian dan penyelamatan Myanmar mengarungi lembah yang dilanda tanah longsor.

Simak video pilihan berikut:


Permintaan China

Tim penyelamat berusaha menemukan korban selamat setelah tanah longsor melanda tambang batu giok di Hpakant, Kachin, Myanmar, Kamis (2/7/2020). Sebanyak 50 jenazah penambang berhasil dievakuasi dari dalam lumpur setelah longsor terjadi. (Handout/MYANMAR FIRE SERVICES DEPARTMENT/AFP)

Polisi mengatakan, jumlah korban jiwa bisa lebih tinggi jika pihak berwenang tidak memperingatkan orang untuk menjauh dari lubang penambangan sehari sebelumnya.

"Bisa jadi ratusan orang tewas dan jumlah korban bisa lebih dari ini. Pemberitahuan itu mungkin menyelamatkan beberapa orang," kata pengawas Than Win Aung kepada AFP.

Tanah longsor di daerah itu biasa terjadi, terutama ketika curah hujan menghantam medan berlumpur selama musim hujan di Myanmar yang terkenal begitu parah.

Para pekerja yang menyisir lokasi untuk mencari batu giok seringkali berasal dari komunitas etnis miskin.

Tanah longsor juga pernah mengubur lebih dari 50 pekerja tahun lalu. Myanmar adalah salah satu sumber utama batu giok dunia dan industri ini sebagian besar didorong oleh permintaan tak terpuaskan untuk permata hijau dari negara tetangga China.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya