Liputan6.com, Jakarta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, memimpin apel pelepasan Pelda Anumerta Rama Wahyudi, di Halim Perdana Kusuma yang gugur saat menjalankan tugas sebagai pasukan perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo. Pelda Anumerta Rama Wahyudi meninggal karena serangan milisi bersenjata ketika mengantar logistik.
"Kami seluruh keluarga besar anggota TNI merasa kehilangan seorang prajurit terbaik pada misi perdamaian misi kemanusiaan," kata Panglima Hadi di Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta, Jumat (3/7/2020).
Advertisement
Panglima TNI Hadi berterima kasih atas jasa besar almarhum dan baktinya terhadap Merah Putih.
Selain itu, Panglima TNI berterima kasih kepada Kementerian Luar Negeri yang membantu kepengurusan jenazah almarhum hingga bisa sampai di Tanah Air tanpa kendala.
"Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Kemenlu yang banyak membantu sehingga jenazah almarhum bisa datang sesuai rencana," tutur Hadi.
Dia menambahkan, seluruh hak yang wajib diterima almarhum dan keluarganya dipastikan selesai diurus. Salah satunya soal kenaikan pangkat.
"Hari ini beres semuanya termasuk di antaranya kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi, kemudian hak-hak beliau baik yang dari dalam negeri maupun dari hak yang PBB, sudah termasuk semuanya include," yakin Panglima TNI.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Evaluasi
Selain almarhum Rama Wahyudi, satu prajurit TNI yang juga menjadi Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco benama Pratu Makbul ikut menjadi korban dalam serangan tersebut. Namun, Pratu Makbul selamat meski terluka.
"Kondisinya saat ini sedang pemulihan dari kesehatananya asetelah dirawat beberapa hari di wilayah Boma," imbuh Panglima TNI.
Panglima berjanji, TNI dan Pasukan Perdamaian PBB akan mengevaluasi pelaksanaan taktis di lapangan. Agar kejadian serupa tidak berulang.
"PBB tentunya melaksanakan suatu investigasi sehingga apa yang kita inginkan kegiatan di sana, di lapangan semuanya aman karena kita mengikuti prosedur berdasarkan kajian," Panglima Hadi menandasi.
Advertisement