Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 kini menjadi pusat perhatian semua orang tapi jangan lupakan ancaman penyakit lain. Penyakit yang selalu hadir setiap tahun termasuk 2020 membuat puluhan ribu orang sakit yakni demam berdarah dengue (DBD).
"Kasus DBD di Indonesia dari minggu 1 hingga minggu 27 (akhir Juni) tahun 2020 jumlah kasusnya lebih dari 70 kasus," kata Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas dr Reisa Broto Asmoro dalam konferensi pers di Grha BNPB Jakarta pada Jumat (3/7/2020).
Advertisement
Tahun ini kasusnya sudah tersebar di 34 provinsi di 465 kabupaten kota. Tercatat jumlah orang yang meninggal karena DBD tidak sedikit yakni hampir 500 orang.
"Dan, jumlah kematian terus bertambah," kata Reisa.
Data juga mengungkakpkan provinsi yang memiliki kasus DBD tinggi merupakan wilayah yang kasus COVID-19 tinggi. Diantaranya Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Sulawesi Selatan.
"Fenomena ini memungkinkan orang yang terkena COVID-19 juga berisiko terinfeksi DBD," kata Reisa.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut
Cegah COVID-19 dan DBD
Guna mencegah terkena COVID-19 dan DBD prinsipnya sama yakni menghindari infeksi. Jika pada COVID-19 upaya pencegahan dengan melakukan protokol kesehatan secara disiplin dan ketat, sementara pada DBD yakni menghindari gigitan nyamuk Aedes aegypti.
“Dia(nyamuk Aedes aegypti) senangnya gigitnya pada pagi hari. Antara pukul 10 sampai pukul 12 di masa anak-anak sedang sekolah, kadang-kadang kenanya di situ dan sebelum magrib pukul 16 hingga 17 sore,”kata dokter spesialis anak konsultan Mulya Rahma Karyanti beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu masyarakat harus mandiri membersihkan rumah dan lingkungan dari sarang nyamuk dengan ciri belang-belang hitam putih itu. Perhatikan saluran air, tempat nyamuk bertelur, dan tempat-tempat dengan reservoir.
Hindari juga menggantungkan pakaian di luar lemari. Nyamuk Aedes aegypti senang sekali beristirahat di antara pakaian yang digantung.
Advertisement