Kasus Corona di Melbourne Dikaitkan dengan Dugaan Skandal Seks di Hotel Karantina

Salah satu bentuk pelanggaran yang dilaporkan adalah "dugaan hubungan intim" antara orang-orang yang melaksanakan karantina virus corona di hotel di Melbourne, Victoria, Australia.

oleh Hariz Barak diperbarui 04 Jul 2020, 11:00 WIB
Bendera Australia (iStockphoto via Google Images)

Liputan6.com, Melbourne - Pejabat Australia telah meluncurkan penyelidikan di tengah laporan yang menyebut keterkaitan antara lonjakan kasus baru di negara bagian Victoria dengan pelanggaran protokol kesehatan di hotel karantina untuk pelancong internasional di Melbourne.

Salah satu bentuk pelanggaran yang dilaporkan adalah "dugaan hubungan intim" antara orang-orang yang dikarantina di hotel tersebut, demikian seperti dikutip dari CNN, Sabtu (4/7/2020).

Premier Negara Bagian Victoria, Daniel Andrews hari Kamis mengumumkan bahwa pemerintah negara bagian akan menyediakan AU$ 3 juta untuk mendukung penyelidikan.

Dia sebelumnya mengatakan sejumlah kasus pada akhir Mei dan awal Juni dapat dikaitkan dengan "pelanggaran pengendalian infeksi dalam program karantina hotel."

Pihak berwenang telah memerintahkan sejumlah hotel di seluruh negeri sebagai lokasi karantina untuk para pelancong --bagian dari kebijakan kontrol perbatasan yang ketat untuk mengendalikan penyebaran virus corona. Siapa pun yang tiba di Australia harus melakukan karantina wajib 14 hari di fasilitas, yang dikelola oleh pemerintah.

Hanya warga negara Australia dan penduduk tetap yang diizinkan masuk ke negara ini, dengan beberapa pengecualian.

Lembaga siaran Australia, ABC, melaporkan 31 kasus telah dikaitkan dengan hotel Melbourne Stamford Plaza, sementara infeksi lain telah dikaitkan dengan Rydges on Swanston hotel, yang juga berlokasi di ibukota negara bagian Victoria.

"Sangat jelas bahwa apa yang terjadi di sini benar-benar tidak dapat diterima dan kita perlu tahu persis apa yang terjadi," kata Andrews dalam pernyataan itu.

 

Simak video pilihan berikut:


Dugaan Hubungan Seks

Bendera negara Australia - AFP

Menurut afiliasi CNN, 9 News, dugaan pelanggaran termasuk klaim beberapa pekerja melakukan hubungan seks dengan tamu, dan kurangnya pelatihan untuk para penjaga. Seorang penjaga keamanan yang dikontrak mengatakan kepada acara Today, bahwa ia menerima pelatihan hanya lima menit sebelum memulai pekerjaan.

Para pejabat belum mengonfirmasi tuduhan itu, dan CNN telah menghubungi Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Victoria --yang mengelola karantina di negara bagian-- untuk memberikan komentar.

Dalam sebuah wawancara dengan afiliasi CNN Channel Seven pada hari Kamis, Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt, mengatakan: "Ada dua kasus di mana tampaknya ada pelanggaran yang jelas dengan konsekuensi yang signifikan."

Ketika ditanya tentang tuduhan bahwa petugas keamanan 'tidur' dengan tamu-tamu di karantina, Hunt berkata: "Jika pernyataan itu benar, itu akan sepenuhnya dan benar-benar tidak dapat diterima."

"Kami akan mendorong pihak berwenang Victoria untuk mengusutnya jika ada orang-orang ini atau perusahaan yang berperilaku tidak tepat."

Victoria telah mengalami wabah baru kasus virus corona dalam beberapa pekan terakhir, mendorong pihak berwenang untuk memberlakukan penguncian baru di beberapa bagian Melbourne. Negara bagian itu melaporkan 73 kasus baru pada hari Rabu, menjadikan kasus aktif menjadi 370.

Andrews mengatakan tidak ada pelancong internasional yang akan diizinkan masuk ke Melbourne selama dua minggu ke depan sementara program karantina diatur ulang di bawah pengawasan Departemen Pemenjaraan Victoria, yang menjalankan penjara negara bagian.

Lebih dari 60.000 warga Australia telah pulang dan melewati sistem karantina hotel, kata Hunt.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya