Ketum Granat: Parpol Jangan Usung Mantan Pengguna Narkoba di Pilkada Serentak

Menurut Ketum Granat, Henry Yosodiningrat, parpol harus memperketat seleksi bakal calon kepala daerah yang akan diusung pada Pilkada 9 Desember mendatang.

oleh Maria Flora diperbarui 04 Jul 2020, 15:19 WIB
Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Gerakan Nasional Anti Narkoba (Granat) Henry Yosodiningrat mewanti-wanti partai politik agar tidak mengusung mantan pengguna narkoba pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2020.

"Kuncinya bukan dipilih atau tidak dipilih oleh rakyat, tapi (mantan pengguna narkoba) dicalonkan atau tidak oleh partai. Jadi, kuncinya ada di partai. Kalau partai tidak mau, kan tidak ada calon itu, kecuali kalau mereka maju independen," ujar Henry di Jakarta, Jumat, 3 Juli malam.

Menurut dia, seseorang yang pernah terlibat dalam penyalahgunaan narkoba berpotensi untuk kambuh kembali. Oleh karena itu, parpol harus memperketat seleksi bakal calon kepala daerah yang akan diusung pada Pilkada 9 Desember mendatang, termasuk melihat rekam jejaknya.

"Yang pasti, orang yang pernah menjadi pecandu (narkoba) tingkat kemungkinan akan kambuh lagi itu sangat besar. Artinya, selagi masih ada calon lain kenapa mesti orang yang pernah menjadi pecandu?," jelas Henry dilansir Antara.

Meski pernah pula menjadi pengguna musiman, kemungkinan akan kembali kambuh sangat besar.

"Artinya kita ini kan memilih calon kepala daerah. Calon kepala daerah ini sebisa mungkin orang yang secara akhlaknya baik dan perilakunya baik," tambahnya. 

Selain itu, Henry mengatakan partai tidak boleh langsung percaya pada hasil tes urine yang disodorkan calon kepala daerah. Sebab bisa jadi tes urine yang disodorkan adalah hasil tes urine sehari sebelum dia mendaftar ke parpol.

"Jadi, saya mengimbau kepada partai agar kita seleksi, bukan hanya bebas narkoba hasil tes urine. Karena tes urine hari ini negatif, bisa saja minggu lalu, dan bulan lalu dia positif. Kalau hari ini tidak positif, bisa jadi bulan depan dia memakai (narkoba). Jadi tidak cukup hasil tes urine, tetapi harus dengan jejak rekamnya," tegasnya. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


PDIP Akan Selektif

Henry yang juga politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu juga menambahkan, partainya tidak akan mengusung calon kepala daerah mantan pecandu narkoba dan akan selektif memilih atau mengusung calon kepala daerah.

"Ya, sudah pasti kalau PDIP akan sangat selektif melihat rekam jejak seseorang. Sebisa mungkin calon-calon PDIP itu adalah orang dengan rekam jejak yang baik," kata Henry.

"Sebagai Ketum Granat, saya berharap masyarakat agar tidak memilih calon kepala daerah yang punya rekam jejak (penyalahgunaan narkoba) seperti itu. Karena kemungkinan dia kambuh lagi juga ada. Kalau pemakai musiman, suatu saat dia pakai lagi bisa juga," lanjut dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya