Pencarian 2 Pasien Covid-19 Kabur dari RSUD Anutapura Palu Dihentikan, Ini Penjelasannya

Pencarian terhadap dua pasien positif Covid-19 di Palu yang melarikan diri dari ruang isolasi akhirnya dihentikan.

oleh Heri Susanto diperbarui 04 Jul 2020, 23:00 WIB
Petugas medis di ruang isolasi pasien covid-19 RSUD Anutapura Palu memeragakan kesiapan menunggu pasien yang akan dirujuk saat digelar simulasi pada Akhir Maret 2020. (Foto: Liputan6.com/ Heri Susanto).

Liputan6.com, Palu - Dua pasien positif Covid-19 yang meninggalkan tempat perawatan tanpa seizin petugas di Kota Palu akhirnya memilih melanjutkan perawatannya di daerah asal mereka, di Sulawesi Selatan.

Setelah melakukan pencarian sejak Kamis (2/7/2020), upaya pencairan terhadap dua pasien positif Covid-19 di Palu yang melarikan diri dari ruang isolasi akhirnya dihentikan. Penghentian itu lantaran keduanya diketahui telah berada di Sulawesi Selatan dan memilih melanjutkan perawatan di daerah asalnya itu.

PLT Direktur RSUD Anutapura Palu, drg Herry Mulyadi mengungkapkan, kedua pasien berinisial S dan R itu telah ditangani oleh otoritas kesehatan di Sulawesi Selatan.

"Mereka berdua sejak Jumat (3/7/2020) sudah tiba di Takalar dan telah ditangani petugas di sana," kata Herry, Sabtu (4/7/2020).

Berdasarkan keterangan dinas kesehatan Takalar, kedua pasien yang sebelumnya dirawat isolasi di RSUD Anutapura Palu dan Pondok Perawatan di Asrama Haji Palu itu langsung melaporkan diri ke petugas kesehatan setempat setibanya dari Palu.

Pasien yang kabur dari rumah sakit itu menurut Herry sudah sejak lama mengutarakan ingin kembali ke kampung halamannya. Permintaan itu ditolak pihak RSUD Anutapura Palu karena hasil pemeriksaannya masih menyatakan positif.

Kasus pasien positif Covid-19 kabur dari ruang isolasi RSUD Anutapura Palu sendiri telah terjadi 2 kali yakni pada tanggal 19 Juni dan 2 Juli yang dilakukan oleh pasien yang sama.

Mengenai upaya pencegahan, drg Herry mengusulkan ke pemerintah daerah segera membangun kembali tembok pembatas rumah sakit di bagian belakang yang roboh karena gempa 28 September 2018 lalu, yang dimanfaatkan pasien untuk kabur.

"Kami berharap tembok yang roboh itu segera dibangun kembali. akses itu yang bisa digunakan pasien untuk kabur," harap Herry.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya