Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya memberikan seperangkat alat rapid test untuk 23 rumah sakit rujukan maupun nonrujukan di Surabaya, Jawa Timur.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) menyalurkan bantuan alat rapid test yang merupakan pemberian dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) beberapa waktu lalu. Namun, khusus untuk saat ini Risma meminta agar alat tersebut diperuntukkan khusus bagi pasien.
"Bukan untuk tenaga kesehatan (nakes), karena nanti akan saya ajukan khusus untuk tenaga medis,” kata Risma di sela-sela kegiatan, seperti dikutip dari laman Surabaya.go.id, Sabtu (4/7/2020).
Baca Juga
Advertisement
Meski begitu, Risma juga meminta pihak rumah sakit agar mendata seluruh karyawan di rumah sakit. Mulai dari jumlah nakes, cleaning service, bahkan sampai dengan driver. Jika, nantinya alat rapid test yang diajukan sudah datang, maka para nakes ini akan melakukan tes secara mandiri di rumah sakit masing-masing.
"Saya ajukan dahulu. Jadi nanti bapak ibu yang melakukan (rapid test) mandiri. Saya kasih bahannya. Gitu ya, sepakat ya?,” kata dia di sela menyalurkan bantuan.
Tidak hanya itu, Presiden UCLG Aspac ini juga meminta agar masing-masing rumah sakit membuat laporan penerimaan dan pengalokasian rapid test tersebut secara jelas dan rinci. Sebab menurut dia, bantuan alat rapid test ini harus dipertanggungjawabkan dengan jelas, lantaran menyangkut uang rakyat.
Seperti misalnya melampirkan data diri pasien lengkap, foto tiap pasien yang melakukan rapid test dan kapan penerimaannya dari Pemkot Surabaya.
"Ini karena uangnya rakyat harus dipertanggungjawabkan dengan jelas. Dengan laporan jelas yang memberi pasti senang," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
23 Rumah Sakit yang Terima Bantuan
Risma mengungkapkan 23 rumah sakit yang menerima bantuan alat rapid test itu. Di antaranya, RS Adi Husada Kapasari, RSAL Dr. Ramelan, RS Al Irsyad, RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH), RS Bhakti Rahayu, RS Brawijaya, RS Graha Medika, RSI A Yani, RSI Jemursari, RS Mata Undaan, RS MMC, RS Muji Rahayu, RS Perdana Medika.
"Kemudian RS TNI AU Sumitro, RS William Booth, RS Mata Masyarakat Jatim, RSIA Kedangsari, RSIA Nur Ummi Numbi, RS Paru Karang Tembok, RSIA Putri, RS Bunda, RSIA Kendangsari dan RS Dr Oepomo," ungkap dia.
Di kesempatan yang sama, Kepala Isolasi Farmasi RS William Booth Surabaya, dr Maria Permatasari mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Surabaya atas kepeduliannya selama ini. Ia mengaku berkali-kali pihaknya dipanggil untuk diberikan APD.
"Sekali lagi terima kasih atas bantuan (alat) rapidnya. Ini akan digunakan sesuai instruksi Ibu Wali Kota. Mengingat persediaan ada tapi terbatas di rumah sakit kami,” pungkas Maria.
Advertisement