Mengenal Butterfly Hug, Teknik Jaga Kestabilan Emosi

Butterfly Hug sendiri tengah jadi perbincangan karena muncul di drama korea, It's Okay to Not Be Okay.

oleh Asnida Riani diperbarui 05 Jul 2020, 14:30 WIB
Butterfly hug, teknik jaga kestabilan emosi yang muncul di drama korea, It's Okay to Not Be Okay. (dok. Asia Wiki)

Liputan6.com, Jakarta - It’s Okay to Not Be Okay, drama korea (drakor) dibintangi Kim Soo-hyun dan Seo Ye-ji ini tak semata berunsur romantis, namun juga mengangkat isu kesehatan mental, termasuk menjaga kestabilan emosi.

Dalam ceritanya, drama yang masih running ini bercerita tentang perjalanan kesembuhan sarat emosional perempuan yang punya kepribadian antisosial akibat trauma masa kecil.

Pada episode keduanya, muncul satu teknik bernama butterfly hugdi mana pada alurnya dimanfaatkan karakter Soo-hyun untuk menenangkan Ye-ji yang sedang marah dan punya niat mencelakakan orang lain.

Melansir laman Says, Sabtu, 4 Juli 2020, teknik ini awalnya diperkenalkan Lucina Artigas dan Ignaceo Jarero pada 1998 di Mexico. Tujuan utama butterfly hug dilaporkan untuk menjaga kestabilan emosi, terutama di saat-saat genting.

Karena dianggap berhasil, metode ini pun dikembangkan ahli terapi sebagai penghilang gangguan kecemasan, terutama bagi mereka yang telah mengalami kejadian traumatis.

Berdasatkan laporan laman Wild Tree, teknik penjaga kestabilan emosi itu tak semata mudah dipraktikan, namun malah boleh dilakukan secara mandiri.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Cara Lakukan Butterfly Hug

Butterfly hug, teknik jaga kestabilan emosi yang muncul di drama korea, It's Okay to Not Be Okay. (dok. Asia Wiki)

Pertama

Silangkan kedua tangan di depan dada.

Kedua

Kemudian tepuk bagian pundak seperti gaya kepakan kupu-kupu. Gerakan ini dilakukan selaras dengan tarikan dan hembusan napas secara perlahan.

Ketiga

Lakukan gerakan tersebut berulang-ulang kali sampai rasa gelisah hilang dan pikiran kembali tenang.

Setiap orang, dari anak-anak sampai dewasa, dikatakan boleh mempraktikkan teknik ini saat mengalami tekanan dan luapan emosi berlebih. Namun, bagi yang mengalami serangan panik dan gangguan mental secara berkala, tetap disarankan mencari bantuan profesional. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya