Liputan6.com, Tokyo - Pemilihan gubernur Tokyo 2020 diprediksi akan dimenangkan oleh calon petahana, Gubernur Yuriko Koike. Ia dijagokan menang karena berhasil menangani Virus Corona (COVID-19).
Yuriko Koike merupakan perempuan pertama dalam sejarah yang menjadi gubernur Tokyo. Survei terbaru oleh koran Manichi menunjukan Gubernur Koike unggul ketimbang pesaingnya.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu pesaing Gubernur Koike adalah mantan aktor Taro Yamamoto yang ingin membatalkan Olimpiade Tokyo. Yamamoto ingin dana olimpiade dialihkan untuk membantu masyarakat yang terdampak corona.
Pesaing lainnya adalah pengacara Kenji Utsunomiya. yang dijuluki Bernie Sanders dari Jepang. Pengacara itu mendorong program kesejahteraan yang bersifat inklusif di Jepang.
Menurut laporan AP News, Minggu (7/5/2020), Gubernur Koike dipandang cepat dalam merespons Virus Corona, bahkan tindakannya dianggap lebih unggul ketimbang Perdana Menteri Shinzo Abe. Kalangan yang kritis terhadap Koike juga mengakui kemampuan sang gubernur dalam menangani pandemi ini.
Yuriko pun menjadi calon potensial pemimpin Jepang di masa depan. Akan tetapi, Yuriko Koike mengaku ingin fokus untuk melawan corona di Tokyo.
"Melawan Virus Corona untuk warga Tokyo adalah tanggung jawab saya yang pertama dan terdepan," ujar Yuriko sebelum pencoblosan. Ia juga berjanji akan menyeimbangkan langkah pencegahan virus dan ekonomi Tokyo pada periode new normal.
Virus Corona di Tokyo sedang melonjak dalam tiga hari terakhir. Kasus harian baru juga mulai menembus angka 100, tertinggi sejak Mei lalu.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Demi Gelar Olimpiade Tokyo, Jepang Target Vaksin Corona COVID-19 Kelar Juni 2021
Menteri Kesehatan Jepang mengatakan pada Jumat 5 Juni 2020 bahwa Jepang bertujuan menargetkan untuk penggunaan vaksin Corona COVID-19 pada Juni 2021. Ketika negara tersebut berusaha untuk sepenuhnya siap menjadi tuan rumah Olimpiade Tokyo, yang awalnya direncanakan untuk musim panas tahun ini tetapi harus ditunda selama satu tahun akibat pandemi SARS-CoV-2.
Penyakit pernapasan dipicu Virus Corona COVID-19, yang sejauh ini telah menelan hampir 400.000 jiwa di seluruh dunia, membuat para pembuat obat di seluruh dunia berjuang mengembangkan pengobatan atau vaksin untuk virus tersebut.
"Kami akan mengamankan fasilitas produksi secara paralel dengan pengembangan vaksin yang dipercepat," ujar Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato, kepada wartawan saat ia menguraikan rencana untuk membuat vaksin mulai digunakan pada akhir paruh pertama 2021.
Padahal biasanya, rencana untuk produksi vaksin sebenarnya disusun setelah keberhasilan pengembangan obat selesai, demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, 6 Juni 2020.
Sebelumnya, Kabinet Perdana Menteri Shinzo Abe menyetujui anggaran tambahan kedua di mana Pemerintah Jepang telah mengalokasikan 146 miliar yen (Sekitar Rp 18 triliun) untuk produksi dan distribusi vaksin.
Shionogi dan AnGes merupakan salah satu perusahaan farmasi Jepang yang mengembangkan vaksin untuk Virus Corona.
Selain itu, Amerika Serikat juga dilaporkan sedang merencanakan uji klinis besar-besaran yang melibatkan 100.000 hingga 150.000 sukarelawan secara total, dengan tujuan memberikan vaksin yang efektif pada akhir tahun ini.
Walaupun Jepang belum mengalami lonjakan infeksi Virus Corona COVID-19 seperti yang terlihat di beberapa negara lain, Negeri Sakura telah melaporkan sekitar 17.000 kasus yang dikonfirmasi dan 900 kematian.
Advertisement