Ahli: Rutin Berolahraga 30 Menit Sehari Bantu Kurangi Kematian Dini Setahun di Seluruh Dunia

Ternyata berolahraga rutin dapat mengurangi kematian dini di seluruh dunia hingga 3,9 juta kematian

oleh Sulung Lahitani diperbarui 05 Jul 2020, 16:01 WIB
Diet ketat dan olahraga rutin tidak mampu menurunkan berat badan. Ada penjelasan psikologi terkait hal ini (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Bagi beberapa orang, berolahraga adalah kegiatan yang menyebalkan. Kehabisan napas dan badan yang terasa sakit setelah berolahraga adalah sedikit dari alasan tersebut.

Namun, tahukah Anda bahwa berolahraga secara rutin selama 30 menit setiap hari ternyata dapat mengurangi risiko kematian dini di seluruh dunia? Hal ini ditemukan oleh peneliti dari Inggris.

Penelitian baru di Inggris tersebut telah menemukan bahwa memenuhi jumlah aktivitas fisik yang direkomendasikan setiap minggu, hanya 30 menit sehari, lima kali seminggu, dapat mencegah 3,9 juta kematian dini secara global setiap tahunnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Data 168 negara

Warga berolahraga sepeda santai di trotoar yang dilengkapi jalur sepeda di kawasan Danau Sunter, Jakarta, Selasa (23/6/2020). Di masa pandemi COVID-19, berolahraga sepeda mulai digemari dan menjadi tren masyarakat beberapa kota besar di Indonesia. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Para peneliti di Universitas Cambridge dan Edinburgh lah yang melakukan studi tersebut. Mereka melihat data untuk 168 negara yang menunjukkan proporsi populasi yang memenuhi rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melakukan setidaknya 150 menit aktivitas aerovik dengan intensitas sedang satu minggu. Atau hanya 75 menit, tapi menjadikannya aktivitas berintensitas kuat, atau kombinasi keduanya.

Setelah menggabungkan data ini dengan perrkiraan risiko kematian dini untuk orang yang aktif, dibandingkan dengan kematian dini untuk orang yang tak aktif, para peneliti dapat memperkirakan proporsi kematian yang dapat dicegah dengan aktivitas fisik.

 


Menurunkan 3,9 juta kematian dini di seluruh dunia

Ilustrasi olahraga (iStockphoto)

Temuan yang dipublikasikan dalam The Lancet Global Health menunjukkan bahwa bila rekomendasi aktivitas fisik tersebut diikuti di seluruh dunia, maka itu dapat menurunkan jumlah kematian dini rata-rata sebesar 15 persen. Dengan rincian 14 persen untuk wanita dan 16 persen untuk pria. Ini merupakan 3,9 juta kematian di seluruh dunia.

Meski para peneliti juga menemukan bahwa tingkat aktivitas fisik sangat bervariasi antar negara, efek positif fisik aktivitasnya cukup konsisten di seluruh dunia. Misalnya, hanya 33 persen orang di Kuwait memenuhi jumlah aktivitas fisik yang direkomendasikan WHO, dibandingkan degnan 64 persen di Inggris dan 94 persen di Mozambik.

 


Dampak positif rutin berolahraga

Warga berolahraga menggunakan sepeda di Bunderan HI Jakarta, Minggu (7/6/2020). Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) masih belom diberlakukan, sampai dengan waktu yang belum ditentukan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Para peneliti mengatakan bahwa seringkali kita diingatkan tentang konsekuensi negatif dari tidak berolahraga, daripada manfaat positif yang dapat dipetik jika kita berolahraga.

"Kita terbiasa melihat sisi buruk dari tidak mendapatkan aktivitas yang cukup - apakah itu olahraga, gym, atau hanya jalan cepat saat makan siang - tetapi dengan berfokus pada jumlah nyawa yang diselamatkan, kita dapat menceritakan berita barus tentang apa yang ada," tambah salah satu penulis penelitian, Dr. Tessa Strain seperti dilansir dari World of Buzz.


Kebaikan dari berolahraga

Lambat Laun Dewi Mulai Menemukan Kenikmatan Melakukan Olahraga Lari (Ilustrasi/iStockphoto)

Menurutnya, penelitian tersebut dapat memberi tahu seberapa banyak kebaikan yang dilakukan. Ini juga membantu dalam memperlihatkan seberapa banyak manfaat yang diberikan dengan rutin beraktivitas fisik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya