Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Fadjry Djufry menegaskan bahwa produk antivirus Corona berbasis tanaman atsiri (eucalyptus) akan diproduksi massal melalui pihak swasta. Menurutnya, Kementerian Pertanian (Kementan) hanya melakukan penelitian serta uji laboratorium saja.
Sebagai informasi, produk antivirus tersebut tersedia dalam berbagai bentuk seperti inhaler, roll on, salep, balsem, diffuser, dan juga kalung.
Advertisement
"Kita sudah bekerjasama dengan beberapa perusahaan swasta dan mereka sepakat untuk memproduksi antivirus Corona tersebut secara massal," ujar Fadjry seperti dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (5/7/2020).
Seperti diketahui, dalam proses produksinya, Balitbangtan sudah menggandeng PT Eagle Indo Pharma untuk membantu memasarkannya ke masyarakat luas. Perusahaan swasta tersebut juga tidak asing lantaran sudah melakukan produk seperti minyak kayu putih.
Tak hanya dalam negeri saja, Balitbangtan tengah melakukan pendekatan kerjasama dengan mitra asing seperti perusahaan pharmaceuticals dari Jepang, Kobayashi dan Aptar Pharma dari Rusia.
Kedua perusahaan tersebut sudah memiliki cakupan pemasaran di berbagai negara mulai dari Asia Tenggara, China, Jepang, US, Rusia hingga Eropa.
"Saya harap kerjasama yang kami coba lakukan ini bisa mempercepat produksi massal produk antivirus Corona itu demi memenuhi permintaan masyarakat luas. Sehingga paling tidak kita bisa berkontribusi juga terhadap penekanan penyebaran COVID-19," katanya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bisa Bunuh Virus 80 Persen
Sementara itu, Kepala Balai Besar penelitian Veteriner, Indi Dharmayanti menjelaskan bahwa produk kni efektif digunakan setiap hari. Sebab hanya dengan 5-15 menit diinhalasi akan efektif bekerja sampai ke alveolus. Artinya dengan konsentrasi 1 persen saja sudah cukup membunuh virus 80-100 persen.
"Produk ini dapat melegakan saluran pernapasan, kemudian menghilangkan lendir, pengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual, dan mencegah penyakit mulut," kata Indi.
Indi menjelaskan, bahan aktif utamanya terdapat pada cineol-1,8 yang memiliki manfaat sebagai antimikroba dan antivirus melalui mekanisme M pro. M pro adalah main protease (3CLPro) dari virus corona yang menjadi target potensial dalam penghambatan replikasi virus corona. Penelitian menunjukkan Eucalyptol ini berpotensi mengikat protein Mpro sehingga menghambat replikasi virus.
"Manfaat tersebut dapat terjadi karena 1,8 cineol dari eucalyptus disebut eucalyptol dapat berinteraksi dengan transient receptor potential ion chanel yang terletak di saluran pernapasan," katanya.
Ke depan, inovasi antivirus berbasis eucalyptus ini dapat menjadi harapan baru bagi masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan eucalyptus dalam mencegah virus covid-19.
Advertisement
Kalung Antivirus Corona Diproduksi Massal Agustus 2020
Sebelumnya, Menteri Pertanian(Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian (Balitbangtan) tengah mengembangkan antivirus Corona. Antivirus tersebut berasal dari Pohon Kayu Putih.
"Dari 700 jenis (tanaman), 1 yang bisa mematikan Corona dari hasil lab kita. Dan hasil lab ini untuk antivirus. Dan kita yakin. Bulan depan (Agustus) ini sudah dicetak, diperbanyak," ujarnya dikutip dari akun Youtube Kementerian Pertanian RI, Minggu (5/7/2020).
Dalam video tersebut, antivirus Corona tersebut berbentuk kalung. Selain itu juga ada yang berbentuk roll on.
Syahrul menjelaskan bahwa antivirus tersebut sudah diujicoba. Hasilnya, antivirus tersebut dapat membunuh virus Corona dalam waktu 15 menit.
"Jadi ini bisa membunuh, kalau kontak 15 menit dia bisa membunuh 42 persen dari Corona. Kalau dia 30 menit maka dia bisa 80 persen," jelas dia.
Badan Litbang Pertanian akan menggandeng perusahaan swasta yakni PT Eagle Indo Pharma untuk pengembangan inovasi dan hilirisasi terhadap produk berbahan eucalyptus yang disebut dapat menangkal Virus Corona.
"Dengan kerja sama ini diharapkan semakin cepat proses pengembangan produk untuk tersedia, sehingga dapat digunakan masyarakat sebagai pencegahan pandemi Virus Corona," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Fadjry Djufry.
Ada pun hasil uji laboratorium antivirus berbasis eucalyptus mendapat respon positif masyarakat Hasil pengujian Balitbangtan terhadap berbagai tumbuhan yang berpotensi sebagai antivirus Corona, disimpulkan bahwa yang paling efektif ditemukan adalah pada tanaman eucalyptus yang memiliki kandungan senyawa aktif 1,8-cineole (eucalyptol).
Paparan hasil uji eucalyptus terhadap Virus Influenza, Virus Beta dan Gamma Corona menunjukkan kemampuan membunuh virus sebesar 80-100 persen.