Liputan6.com, Jakarta - Skutik memiliki cara berkendara yang berbeda dibanding motor bertransmisi manual. Misalkan saja motor bertransmisi transmisi manual bisa menurunkan atau menahan putaran mesin untuk melambat.
Tidak jarang pengguna pertama motor skutik bingung dengan cara melambatkan kecepatan, apalagi di saat menghadapi jalan menurun.
Advertisement
Asep Wawan, Senior Instruktur Safety Riding PT Daya Adicipta Motora dalam diskusi Live Instagram dengan Otosia.com, Jumat (3/7), bilang bahwa skutik pun bisa melakukan pengereman lepas gas, hanya prinsipnya berbeda.
"Nah kalau skutik bisa dimulai dengan menurunkan gas, itu (pengereman) bisa dilakukan dengan kocok perlahan, jangan dikocoknya dengan gerakan cepat. Diatur tekanannya. Rem lepas, rem lepas. Jangan keras terus, jangan longar terus. Jangan dilepas juga. Jadi tekanannya kenceng kemudian dilonggarin dikit, kenceng lalu dilonggarin lagi dikit, seperti itu. Jadi matic itu diatur tekanannya," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kombinasi Rem
Secara spesifik, belakangan juga bermunculan skutik dengan rem depan belakang cakram, di luar yang sudah ada, yakni rem depan cakram dan belakang teromol.
"Kalau dari daya cengkeramnnya pasti berbeda. Tapi kalau dari segi safetynya, sebetulnya yang lebih safety belakang itu tromol," ujarnya.
Kenapa bisa? Ini karena proporsi. Menurut dia, rem yang belakang berfungsi untuk mengimbangi.
"Sebetulnya dalam kondisi normal, pengereman itu yang utama adalah yang depan. Jadi yang depanlah yang lebih kuat. Yang belakang itu untuk mengimbangi, atau boleh dikatakan beban tekanan remnya itu 30 persen.
Advertisement
Cara Mengerem
Kalau yang depan itu dibikin cakram, maka tekanannya akan lebih kuat. Proporsinya sudah berubah. Bukan 40-60 lagi. Yang 60 depan, belakang 40.
"Tapi karena cakram depan, maka depan kita ubah. Yang depan 70, belakang 30. Kalau dua-duanya sudah cakram, harus lebih hati-hati," ujarnya.
Sumber: Otosia.com