Taj Mahal Batal Dibuka Kembali Akibat Meningkatnya Kasus Corona dari Pelancong

Meningkatnya kasus di antara para wisatawan membuat Taj Mahal batal dibuka kembali.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 06 Jul 2020, 15:26 WIB
Taj Mahal, India. (dok. Bharath Reddy/Unsplash.com/Adhita Diansyavira)

Liputan6.com, New Delhi - India telah menarik kembali rencana pembukaan Taj Mahal. Risiko infeksi Virus Corona baru menyebar di Agra dari pengunjung yang berbondong-bondong melihat monumen abad ke-17 tersebut menjadi alasannya. 

Pemerintah setempat mengeluarkan aturan baru pada Minggu 5 Juli malam,  yang memerintahkan perpanjangan pembatasan kurungan pada wilayah monumen di dan sekitar Agra. Perintah pemerintah tidak menentukan jangka waktu penutupan untuk monumen tersebut, yang telah ditutup sejak Maret, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (6/7/2020). 

"Demi kepentingan publik, telah diputuskan bahwa pembukaan monumen di Agra tidak akan disarankan pada saat ini," kata pejabat distrik dalam pemberitahuan yang dipublikasikan dengan bahasa Hindi.

Agra, salah satu kelompok besar pertama virus di India, tetap menjadi kota yang paling parah terkena dampaknya, tepatnya di Uttar Pradesh, negara bagian berpenduduk terpadat di negara itu.

Namun saat ini, masih belum jelas apakah pemerintah akan membatalkan rencananya untuk membuka kembali monumen lain di seluruh negeri, seperti Benteng Merah yang bersejarah di New Delhi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


Rekor Angka Kasus Tertinggi di India

Seorang pilot (kiri) mengoperasikan drone saat pemberlakuan lockdown di Chennai, India, Sabtu (4/4/2020). Polisi India mengerahkan drone untuk memantau kegiatan warga dan menyebarkan pengumuman kesadaran selama lockdown nasional untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19. (Arun SANKAR/AFP)

Angka infeksi Virus Corona COVID-19 India meningkat pada laju tercepat dalam tiga bulan terakhir. 

Pada hari Minggu, kementerian kesehatan setempat melaporkan rekor harian dengan lonjakan 24.850 kasus baru dan lebih dari 600 kematian. Laporan itu mendorong penghitungan keseluruhan India menjadi 673.165 kasus, mendekati Rusia, negara ketiga yang paling terpengaruh secara global.

Tetapi pemerintah telah mencabut penguncian besar-besaran terhadap 1,3 miliar penduduk di India yang menyebabkan puluhan ribu orang kehilangan pekerjaan dan menutup usahanya.

Sementara penerbangan internasional tetap ditangguhkan, perjalanan domestik telah dibuka, dan pemerintah berharap pengunjung akan mulai melakukan perjalanan kembali ke beberapa tujuan populer.

Zona penahanan, area yang diidentifikasi sebagai yang paling terdampak oleh virus, tetap berada di bawah penguncian ketat, dengan akses terbatas dan hanya pergerakan barang dan layanan penting.

"Kami tidak mengharapkan pengunjung di sini karena kluster di sekitar Taj Mahal, termasuk toko-toko dan hotel ditutup," kata seorang pejabat administrasi distrik setempat di Agra.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya