Liputan6.com, Jakarta Negara bagian Australia, Victoria dilaporkan telah mencatat titik tertinggi dalam krisis Virus Corona COVID-19, dengan 127 kasus dengan 21 jumlah kematian.
Perdana Menteri Victoria, Daniel Andrews pun mengumumkan penutupan perbatasan Victoria dengan negara bagian New South Wales (NSW) mulai Selasa 7 Juli tengah malam setelah lonjakan kasus COVID-19 di Melbourne.
Advertisement
"Penutupan tersebut adalah hasil dari hubungan telepon antar-perdana menteri yakni perdana menteri New South Wales dan saya sendiri sekitar satu jam yang lalu, di mana kami sepakat bahwa hal terbaik yang dapat dilakukan adalah menutup perbatasan tersebut," ungkap Andrews pada Senin (6/7/2020).
"Penutupan itu akan diberlakukan di sisi New South Wales, agar tidak menguras sumber daya yang sangat fokus dalam memerangi Virus Corona di seluruh negara bagian kita. Saya berterima kasih kepada perdana menteri NSW atas dukungannya dalam memberikan efek untuk itu," tambahnya.
Andrews mengatakan, untuk beberapa kota yang ada di antara perbatasan NSW dan Victoria, termasuk kota regional Albury-Wodonga akan diadakan sistem perizinan melintasi perbatasan bagi mereka yang harus melakukan perjalanan yang tak terhindarkan.
Perdana Menteri NSW, Gladys Berejiklian mengatakan, perbatasan akan ditutup karena komunitas "unprecedented" menyebar COVID-19 di sekitar Melbourne.
"Saya ingin menekankan bahwa apa yang terjadi di Victoria belum terjadi di tempat lain di Australia. Ini adalah bagian baru dari pandemi dan karena membutuhkan jenis strategi baru," katanya.
"Berdasarkan saran kesehatan yang saya terima pagi ini, bahwa tidak ada jaminan bahwa beberapa orang di wilayah Victoria belum terjangkit Virus Corona."
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Kenaikan Hingga 10 Kasus dalam Sehari
Andrews mengonfirmasi seorang pria berusia 90-an telah meninggal karena COVID-19, menjadikan angka kematian di Victoria menjadi 21, dan jumlah angka kematian nasional menjadi 105. Menteri Kesehatan Australia, Jenny Miakaos juga mengonfirmasi dalam sebuah tweet bahwa seorang pria berusia 60-an, juga meninggal setelah tertular virus.
Tak hanya itu, pada Sabtu 4 Juli, lebih dari 3.000 warga Melburnia di-lockdown pada sembilan blok menara apartemen umum di bagian utara dan barat kota. Perintah lockdown telah dikeluarkan selama dua minggu, dengan pemerintah mengindikasikan bahwa awalnya akan berlangsung selama lima hari dan akan diperiksa setiap hari.
Namun, karna satu dan lain hal, Andrews mengirimkan dokumen hukum kepada penduduk yang membuat banyak orang percaya sehingga karantina tersebut dikonfirmasi akan berlangsung selama dua minggu penuh.
"Dari waktu ke waktu, akan ada langkah-langkah yang harus Anda ambil yang belum tentu ideal. Tetapi masyarakat juga memiliki hak untuk memahami Undang-Undang Parlemen Victoria, untuk mengetahui dengan tepat apa sebenarnya status hukum mereka. Saya berharap itu tidak menambah kesusahan apa pun," katanya.
Menteri daerah, Richard Wynne, mengakui beberapa warga merasa mereka belum menerima dukungan pemerintah yang memadai. "Saya tahu bahwa ada beberapa komentar tentang dari orang-orang yang belum menerima tingkat dukungan yang mereka inginkan, tetapi saya hanya ingin meyakinkan semua warga bahwa kami melakukan semua yang dapat kami lakukan untuk menjangkau dan mendukung orang-orang di masa yang sangat sulit saat ini."
Advertisement
Kepolisian Victoria Ikut Berperan
Dalam masa lockdown, Shanne Patton, kepala polisi Viktoria mengatakan 500 petugas polisi dikerahkan melintasi sembilan menara setiap hari. "Kami telah mengadopsi model kepolisian di mana kami akan memerintahkan sejumlah polisi yang bekerja berpasangan, untuk patroli ke dua atau tiga lantai, serta penggunaan kamera CCTV, untuk dapat menentukan di mana ada kebutuhan untuk menanggapi area spesifik jika ada ketidakpatuhan," katanya.
Patton mengatakan bahwa Polisi Victoria akan mempertimbangkan untuk menerima bantuan logistik dari pasukan Pertahanan Australia ketika operasi menara berjalan.
Tingkat kasus yang didapat di dalam negeri dalam beberapa minggu terakhir jauh melampaui jumlah itu selama puncak gelombang pertama virus, ketika lockdown di seluruh negara bagian dilakukan. Kepala petugas kesehatan, Brett Sutton, mengatakan penguncian yang lebih luas sedang dalam pertimbangan serius.
"Kami tidak mengecualikan kemungkinan itu. Kami selalu memberi informasi bahwa kami memiliki dua alat yakni alat uji dan penelusuran dan alat jarak jauh fisik. Kami bekerja sangat keras untuk mengeluarkan keputusan. Tapi untuk itu kami perlu membentuk pandangan dalam beberapa hari mendatang, apakah itu penindasan yang cukup terhadap transmisi."
Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul