Penumpang KRL di Stasiun Bogor Mengular, Bima Arya Curhat ke Menhub Budi Karya

Walikota Bogor Bima Arya mengungkapkan kondisi Stasiun Bogor, Senin (6/7/2020) pagi

oleh Athika Rahma diperbarui 06 Jul 2020, 14:30 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) saat meninjau Stasiun Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/6/2020). Bima Arya mengunjungi Stasiun Bogor untuk melihat kesiapan aparat keamanan mengantisipasi antrean panjang serta penerapan protokol kesehatan pada penumpang KRL. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Walikota Bogor Bima Arya mengungkapkan kondisi Stasiun Bogor, Senin (6/7/2020) pagi yang padat dipenuhi oleh penumpang KRL yang hendak berangkat kerja.

Sambil menandai akun Instagram milik Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam postingan di akun Instagramnya, @bimaaryasugiarto, Bima mengatakan para penumpang harus mengantri berjam-jam untuk naik kereta karena bis bantuan yang disediakan pemerintah tidak bisa cukup mengakomodir jumlah penumpang KRL.

"Bapak Menteri Perhubungan, @budikaryasdan Gubernur @aniesbaswedan pagi ini warga Bogor harus mengantre selama 1,5-2 jam untuk bisa masuk ke gerbong kereta. Bus yang kita siapkan sudah maksimal dan memang tidak bisa jadi solusi permanen," ujar Bima, sebagaimana dikutip Senin (6/7/2020).

Lebih lanjut, Bima bilang jumlah penumpang KRL kali ini hampir mendekati angka normal karena sudah banyak sektor usaha yang kembali beroperasi, sehingga orang-orang kembali pergi bekerja.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kapasitas KRL hanya 35 Persen

Penumpang menerapkan jaga jarak aman saat duduk dalam gerbong KRL tujuan Jakarta di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/6/2020). PT KCI membatasi jumlah penumpang 35- 40 persen dari kapasitas untuk jaga jarak aman antarpengguna KRL atau sekitar 74 penumpang per gerbong. (merdeka.com/Arie Basuki)

Namun, kapasitas KRL yang masih dibatasi 35 persen membuat antrian mengular tak terkira. Pun, di beberapa sektor, sistem pembagian kerja masih tidak berjalan.

Untuk mengatasi hal ini, Bima mengajukan 2 opsi. Pertama ialah sistem pembagian kerja dievaluasi total implementasinya. Kedua, adanya penambahan kapasitas gerbong KRL.

"Pemkot Bogor meminta agar sistem pembagian kerja dievaluasi total implementasinya. Idealnya waktu kerja lebih berjarak dan dipastikan berjalan di perkantoran. (Lalu) Menambah kapasitas gerbong kereta dengan protokol yang lebih sehat," ujarnya.

 


Swab Test di Stasiun

Petugas medis mengambil sampel penumpang KRL Commuter Line saat tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR) di Stasiun Bekasi, Selasa, (5/5/2020). Pemkot Bekasi melakukan tes swab secara massal setelah tiga penumpang KRL dari Bogor terdeteksi virus corona. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pemkot Bogor juga akan gencar melakukan swab test di stasiun untuk lebih memastikan tingkat kerentanan penularan virus di stasiuan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya