Liputan6.com, Surabaya Gus Miftah memberikan tausiah dalam acara doa bersama dan tausiah kebangsaan yang digelar Kementerian Agama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Perhelatan itu diadakan secara daring atau online melalui aplikasi Zoom meeting conference, Jumat (3/7/2020).
Kegiatan bertema Dari Unesa untuk Indonesia itu diikuti 373 peserta. Mereka bukan hanya warga Unesa, melainkan juga warga institusi lain, seperti seperti Universitas Trunojoyo Madura, Universitas 17 Agustus, SMPN 3 Surabaya, dan Universitas Nahdlatul Ulama.
“Dalam situasi pandemi seperti sekarang, bangsa ini tidak boleh hanya mengurusi persoalan dalam negeri, tetapi perkembangan situasi global internasional juga harus jadi perharian, misal batas Laut Cina Selatan,” ujar Gus Miftah, seperti yang dikutip dari laman unesa.ac.id.
Baca Juga
Advertisement
Ia menyampaikan cerita umat Nabi Musa saat tertimpa kemarau panjang yang mengakibatkan orang kelaparan dan meninggal. Saat itu, Nabi Musa mengajak umatnya salat beberapa kali dengan harapan Allah segera menurunkan hujan.
Namun, harapan itu tak kunjung tiba. Nabi Musa bertanya kepada Allah alasan masih belum turun hujan. Kemudian, Allah memberi isyarat tidak akan menurunkan hujan kepada umat Nabi Musa selama di antara mereka masih ada yang saling bermusuhan dan tidak mau akur.
“Berpikirlah dahulu sebelum bertindak. Jadikanlah media sosial sebagai wasilah untuk mendapatkan ridho Tuhanmu, bukan menjadi wasilah mendapatkan murka Tuhan,” kata Gus Miftah.
Rektor Unesa, Nurhasan, menuturkan kegiatan ini merupakan upaya atau usaha produktif di tengah pandemi Covid-19.