Liputan6.com, Kendari - Wilayah Hutan Konawe Utara, selain terkenal angker, juga memiliki jalur ekstrem. Masih ada saja laporan penjelajah hilang dan terjebak karena kesulitan menemukan jalan keluar atau karena kondisi alam saat menuju lokasi wisata. Laporan terbaru, sebanyak 45 orang penjelajah dilaporkan hilang, Senin (5/7/2020).
Jumlah sebanyak ini, terbagi dua kelompok pada dua wilayah berbeda. Pertama, Senin dini hari, warga melaporkan satu kelompok yang terdiri dari 15 orang penjelajah hilang di hutan Gunung Owila, Kecamatan Wawaliandu, Kabupaten Konawe Utara.
Baca Juga
Advertisement
Dari kelompok ini, hanya lima orang yang kembali hingga tengah malam. Jarak lokasi tersesat dengan pos unit siaga SAR Konawe Utara sekitar 8,58 kilometer. Meskipun jaraknya tidak jauh, para penjelajah melewati medan yang berbukit dan harus memotong aliran sungai untuk pergi dan pulang kembali ke perkampungan.
Kepala Kantor SAR Kendari Aris Sofingi mengatakan, awalnya mereka mencari lokasi air terjun. Namun, saat sudah menemui air terjun dan hendak pulang, kelompok ini terjebak aliran sungai yang deras karena banjir.
"Kami siapkan tim dan langsung turun mencari. Dengan kerja sama Basarnas Kendari serta unsur Pemda Konut, mereka berhasil ditemukan dalam kondisi selamat," ujar Aris Sofingi.
Aris Sofingi menjelaskan, banjir deras di sungai, menyebabkan para penjelajah terhalang saat akan kembali. Penyebabnya, mereka masuk di hutan dan menyeberang sungai saat musim hujan.
Saksikan juga video pilihan berikut ini :
Kronologi Para Penjelajah Terjebak
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Konawe Utara Djasmidin, kronologi bermula saat Sabtu (4/7/2020). Sebanyak 15 orang akan berkemah di air terjun Wawondiku.
"Air sungai meninggi saat hendak menuju ke lokasi, delapan dari 15 orang nekat menyeberang menuju lokasi berjarak 1 kilo lebih," terang Jasmidin.
Dia melanjutkan, lima dari tujuh orang yang menunggu di tenda berinisiatif untuk keluar ke perkampungan. Alasannya, ada satu orang perempuan kondisi fisiknya kurang baik karena sangat kedinginan.
"Dua orang lainnya tetap tinggal di tenda selama dua malam, menunggu delapan orang yang nekat pergi melewati sungai," ujarnya.
"Dari laporan lima orang yang lebih dulu tiba di kampung, maka orangtua dari 10 orang ini yang masih terjebak di lokasi air terjun melaporkan ke Basarnas Konawe Utara," pungkasnya.
Diketahui, laporan orang hilang di Hutan Konawe Utara sudah beberapa kali terjadi. Terakhir, salah seorang pemuda hilang selama dua hari usai mampir kencing di pinggir hutan saat tengah malam.
Advertisement
30 Remaja Terjebak di Seberang Sungai Lameosu
Setelah 15 orang penjelajah dilaporkan hilang, warga kembali melaporkan 30 orang remaja hilang di air terjun Lameosu, Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara.
Pelajar sebanyak ini, juga baru saja mengunjungi sebuah spot air terjun di wilayah Lameosu, Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara.
Warga melaporkan kejadian hilangnya 30 orang ini, pada Senin (6/7/2020) sekitar pukul 4.30 Wita dini hari. Salah seorang keluarga korban, Ahmad mengatakan seharusnya mereka sudah kembali pada sore atau petang.
"Tapi, 30 orang tersebut terjebak di seberang Sungai Lameosu yang meluap akibat curah hujan yg cukup tinggi sehingga tidak bisa melintas saat kembali pulang," ujar Ahmad.
Kepala Kantor SAR Kendari, Aris Sofingi menjelaskan, 33 orang ini kemudian mendirikan tenda di dekat lokasi air terjun. Sambil menunggu bantuan, mereka bertahan dengan logistik yang ada.
"Ada satu orang yang sempat dilarikan ke rumah sakit karena kedinginan," ujar Aries Sofingi.
Diketahui, sebanyak 48 orang penjelajah yang terjebak di hutan Konawe Utara, berhasil selamat. Gabungan Kantor SAR Kendari, BPBD Konawe Utara dan Polres, terlibat dalam pencarian sekitar 6 jam lebih.