Liputan6.com, Jakarta - Dunia medis kembali berduka. Salah seorang perawat Puskesmas Baureno Bojonegoro Tamsir tutup usia pada 28 Juni 2020 karena COVID-19.
"Iya (COVID-19, red) pada 28 Juni tutup usia di RS Muhammadiya Lamongan. Hasil pemeriksaan resmi baru hari ini diberikan,” ujar Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur, Prof Nursalam, saat dihubungi Senin (6/7/2020).
Ia menuturkan, perawat Tamsir melakukan pemeriksaan pada 19 Juni 2020 kepada dokter penyakit dalam.
"Keluhan febris (demam atau suhu di atas 37 derajat celsius dan disfhagia atau sulit menelan. Opname di Puskesmas Baureno pada 24 Juni 2020,” tutur Nursalam.
Baca Juga
Advertisement
Ia menambahkan, perawat Tamsir kemudian dirujuk ke RS Muhammadiyah Lamongan pada 26 Juni 2020. “Tanggal 28 Juni 2020 pukul 09.00 meninggal dunia,” ujar dia.
Dengan meninggalnya perawat Tamsir menambah daftar panjang perawat meninggal karena Corona COVID-19 di Jawa Timur. Total perawat meninggal karena Corona COVID-19 di Jawa Timur mencapai 12 orang antara lain di Tuban, Sidoarjo, Kota Malang, Sampang, Bojonegoro masing-masing satu orang dan Surabaya tujuh orang.
Nursalam menuturkan, total perawat terinfeksi Corona COVID-19 mencapai 248 orang hingga 6 Juli 2020 yang tersebar di kabupaten/kota di Jawa Timur.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sikap PPNI Jawa Timur
Sebelumnya, jumlah perawat yang terpapar Corona COVID-19 di Jawa Timur (Jatim) bertambah. Hingga 6 Juli 2020, total perawat yang terinfeksi Corona COVID-19 menjadi 247 orang.
"Hingga 6 Juli 2020 terkonfirmasi positif 247 orang, dan meninggal 11 orang,” ujar Ketua DPW PPNI Jawa Timur, Prof Nursalam saat dihubungi Liputan6.com, Senin, 6 Juli 2020.
Ia menambahkan, 11 perawat tutup usia karena Corona COVID-19 antara lain dari Tuban, Sidoarjo, Kota Malang, Sampang masing-masing satu orang, dan Surabaya sebanyak tujuh orang. 247 perawat terpapar Corona COVID-19 tersebar di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur.
“Terbanyak di Surabaya dengan total 108 orang, Sidoarjo sebanyak 65 orang dan beberapa kabupaten/kota,” kata dia.
PPNI Jawa Timur pun menyikapi hal tersebut. Nursalam mendorong agar pemeriksaan tes polymerase chain reaction (PCR) secara masif dan berkala setiap 14 hari. “Supaya bisa dilakukan 3T yaitu test, tracing, treatment dengan baik,” tutur dia.
Kemudian, ia juga meminta tenaga kesehatan termasuk perawat untuk waspada. “Jangan sampai lengah dalam kepatuhan protokol kesehatan khususnya penggunaan alat pelindung diri (APD) di semua tatanan pelayanan khususnya di rumah sakit,” ujar dia.
Selain itu, menurut Nursalam perlu peninjauan ulang terkait penambahan kamar di beberapa rumah sakit (RS) dengan mempertimbangkan kebutuhan tenaga medis yaitu perawat, rasio dan sebagainya. “Setting gedung dan ruangan supaya alur terpisah antara pasien COVID-19 dan nonCOVID-19,” kata dia.
Nursalam menambahkan, edukasi kepada masyarakat secara masif dan tindakan bagi yang tidak patuh dalam penggunaan PABD.
"Kemudian advokasi kesejahteraan perawat dan kebutuhan dasar seperti makan, istirahat dan suplemen,” kata dia.
Advertisement