Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai pandemi Covid-19 berdampak baik terhadap kualitas udara di Jakarta. Hal itu tidak lepas dari kebijakan Pemprov DKI untuk membatasi ruang gerak masyarakat di luar rumah melalui Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Anies bahkan mengatakan, sejak virus corona melanda ibu kota, langit di Jakarta kembali berwarna biru.
Advertisement
"Kantor tutup, sekolah tutup, masyarakat berada di rumah sejak Maret sampai tengah Juni, langit Jakarta sudah kembali biru," ujar Anies dalam sebuah diskusi virtual melalui saluran Youtube RCUS Jakarta yang dikutip Selasa (7/7/2020).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menuturkan beberapa bulan terakhir warga Jakarta kerap mengunggah foto langit biru di Jakarta. Lebih lanjut, Anies menyatakan, kualitas udara Jakarta yang membaik ini diharapkan dapat bertahan lama.
Kendati demikian, untuk mempertahankan kualitas udara yang baik ini juga membutuhkan kesadaran dari masyarakat.
"Artinya, kita bisa sampaikan kepada masyarakat, apakah mau tetap langitnya biru? atau mau kembali ke langit abu-abu (penuh polusi) seperti tahun-tahun sebelumnya," ujar Anies Baswedan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bisa Turun ke Tingkat Ideal
Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) Ahmad Saffrudin menilai, level polusi di Jakarta masih tergolong tinggi selama masa social distancing 10 hari pertama, 16 sampai 25 Maret 2020. Bahkan, level konsentrasi partikelnya masih PM2.5 dengan masih masuk dalam kategori tidak sehat dengan rata-rata 44,55 microgram/meter cubic.
"Standar nasional polusi yang baik itu, 15 microgram/meter cubic. Kalau social dan physical distancing dilanjutkan, dan dengan PSBB bisa dikatakan kategori baik mampu tercapai," jelas pria yang akrab disapa Puput, dalam konferensi virtual bersama Forum Wartawan Otomotif (Forwot), Senin malam (13/4/2020).
Sejalan dengan hal tersebut, dilihat dari perkembangan social dan physical distancing 10 hari kedua, 26 Maret sampai 4 April terdapat penurunan, dan 10 hari ketiga meskipun masih dalam studi, tapi petunjuknya tetap memberikan ada tren polusi yang menurun.
Sementara itu, pria ramah ini juga menjelaskan, kontribusi terbesar polusi Ibu Kota berasal dari asap kendaraan bermotor. Berdasarkan studi, knalpot mobil atau motor saat aktivitas normal mencapai 19.350 ton polutan/hari, dan ini sekitar 47 persen dari total emisi di Jakarta.
"Sepeda motor menjadi penyumbang terbesar, dengan kontribusi 45 persen. Kemudian, bus umum baik dalam maupun antar kota sebanyak 21 persen. Truk 18 persen, dan mobil pribadi bensin 14 persen, diesel dua persen. Bayangkan, kendaraan bermotor sumbangannya sangat besar, sebanyak 47 persen," pungkasnya.
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka.com
Advertisement