Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra membeberkan kondisi penerbangan sejak dilonggarkannya PSBB dan mulai dibukanya berbagai sektor bisnis untuk membangkitkan ekonomi secara perlahan di tengah pandemi.
Menurutnya, kinerja industri penerbangan belum mengalami perubahan siginifikan hingga kini. Orang-orang masih belum bepergian dan daerah-daerah terutama tujuan wisata masih membatasi pendatang untuk mencegah penularan virus.
Advertisement
Contohnya saja Bali. Irfan bilang, jika sebelumnya penerbangan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan frekuensi yang tinggi, maka sekarang, kondisinya berbeda.
"Kita punya penerbangan sebelum Corona ini sampai 16 kali sehari. Hari ini hanya satu (penerbangan) dan diisi hanya 15 sampai 20 orang saja," kata Dirut Garuda Indonesia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR RI, Selasa (7/7/2020).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Wajib Tes PCR
Pemerintah daerah tujuan wisata seperti Bali mewajibkan pendatang memiliki hasil tes PCR sebelum datang ke sana. Hal ini dinilai membuat orang-orang enggan bepergian.
Memang, saat ini penumpang pesawat didominasi oleh mereka yang punya kepentingan pergi, misalnya pekerjaan atau bisnis.
Advertisement
Koordinasi dengan Pemda
Untuk meningkatkan minat bepergian, Irfan menyatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk merelaksasi ketentuan masuk pendatang.
"Kita kerja sama dengan para Pemda untuk berikan relaksasi untuk masuk ke daerah masing-masing," jelasnya.