Hore, Bayi Gajah Damar Dapat Akta Lahir dari Pemprov Riau

Bayi gajah Damar di Kabupaten Kampar mendapat akta kelahiran dari Pemerintah Provinsi Riau.

oleh M Syukur diperbarui 08 Jul 2020, 09:00 WIB
Bayi gajah Damar bersama induknya Ngatini di TWA Buluh Cina, Kecamatan Siakhulu, Kabupaten Kampar. (Liputan6.com/Dok BBKSDA Riau/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Bayi gajah Damar di Kabupaten Kampar mendapat akta kelahiran dari Pemerintah Provinsi Riau. Surat ini diserahkan Gubernur Syamsuar kepada Kepala BBKSDA Riau Suharyono.

Suharyono menjelaskan, pemberian sertifikat untuk anak gajah Damar ini berlangsung di Kantor Gubernur Riau. Pemberiannya diharap menjadi semangat bagi semua pihak agar serius melindungi gajah di Bumi Lancang Kuning.

"Ini menunjukan keseriusan pemangku kepentingan dalam melestarikan gajah sumatra yang terancam keberadaannya," kata Suharyono, Selasa siang, 7 Juli 2020.

Suharyono mengucapkan terima kasih kepada Syamsuar karena berkomitmen menjaga kelestarian satwa dilindungi. Langkah ini diharap menjadi contoh bagi masyarakat agar menjaga alam dan satwa di dalamnya.

Suharyono menambahkan, Damar merupakan nama pemberian dari Syamsuar. Nama ini diambil dari salah satu jenis pohon langka di Riau yang bisa juga bermakna pelita.

"Gubernur Riau sangat antusias menyambut kelahiran bayi gajah ini," kata Suharyono.

Suharyono menjelaskan, Damar merupakan bayi pasangan gajah Ngatini dan Robin. Keduanya selama ini tinggal di taman wisata alam Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar.

Damar lahir pada 3 Juli 2020 setelah gajah Ngatini mengandung selama 22 bulan. Kehadiran gajah berbobot 50 kilogram ini menambah populasi gajah di sumatra yang jumlahnya tiap hari kian menyusut.

Suharyono menjelaskan, anak dari Ngatini dan Robin itu lahir pukul 05.00 WIB. Anak gajah ini sehat dan selalu diawasi tim dokter hewan dari BBKSDA Riau.

"Selalu diberikan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh, penambah darah dan nafsu makan," kata Suharyono.

Suharyono menyebut anak gajah sudah mulai menyusu pada induknya. Sang induk Ngatini, yang saat ini berumur 22 tahun juga terlihat sehat dan bersemangat menyantap makanan yang telah disiapkan para mahout atau pawang.

Kehadiran bayi gajah ini, kata Suharyono, merupakan bukti bahwa taman wisata alam itu masih cukup kondusif mendukung kehidupan dan kelestarian satwa liar dilindungi.

"Semoga kelahiran bayi Gajah ini menjadi pertanda bagi keseriusan semua pemangku kepentingan dalam melestarikan Gajah Sumatera di bumi Melayu," imbuh Suharyono.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya