Manchester - Manchester United (MU) menunjukkan performa impresif dalam beberapa pekan terakhir, bahkan tepatnya sejak pergantian tahun. Setan Merah tercatat membukukan rangkaian tak terkalahkan dalam 15 laga beruntun di semua kompetisi.
MU mulai membuat fans mereka bersemangat dan percaya diri. Sejak sepak bola digulirkan kembali, pasukan Ole Gunnar Solskjaer telah menemukan pijakan terus berkembang.
Advertisement
MU memang masih di peringkat ke-5 klasemen sementara, tapi hanya tertinggal dua poin dari Chelsea di peringkat ke-4. Artinya, kans bermain di Liga Champions musim depan terbuka lebar.
Betapa tidak, selain saat ditahan Tottenham 1-1 pada laga pertama, empat pertandingan MU berikutnya berjalan mulus. Mereka tidak hanya menang, tapi juga bermain apik.
Sepekan terakhir muncul suara-suara penuh percaya diri untuk MU musim depan. Suara ini disampaikan oleh mereka yang yakin bahwa MU bisa bersaing di puncak klasemen, tentu melawan Liverpool dan Manchester City.
Saat ini Liverpool dan Man City masih terlalu kuat, tim-tim besar lain hanya bisa melihat keduanya dari jauh. Namun, sepertinya persaingan musim depan bakal lebih panas, termasuk dengan kehadiran MU sebagai pesaing.
Benarkah MU bisa jadi pesaing musim depan? Meski belum pasti, setidaknya ada 5 alasan untuk memercayai potensi MU jadi salah satu pesaing juara musim depan.
1. Pondasi Terbangun
Kira-kira dua tahun yang lalu, Manchester United sedang kacau-balau di bawah Jose Mourinho. Gaya bermain tidak jelas, komposisi skuad tidak jelas, pemain-pemain yang dibeli pun beberapa gagal memenuhi ekspektasi.
Namun, sejak kedatangan Ole Gunnar Solskjaer, perlahan-lahan MU menemukan jalan mereka. Meski tidak bisa secara instan, Solskjaer pelahan-lahan memperbaiki masalah MU.
Dia mendatangkan beberapa pemain yang menurutnya penting dan bisa jadi andalan sampai beberapa tahun ke depan. Sejauh ini setiap pembelian Solskjaer terbukti tepat, fondasi timnya perlahan-lahan terbentuk.
Advertisement
2. Skuat Kompak
Hasil-hasil positif yang terus diraih berbanding lurus dengan perkembangan keharmonisan ruang ganti. Sekarang, tidak banyak lagi gosip-gosip tak sedap yang menyerang skuad MU.
Memang benar sampai sekarang masih ada satu gosip yang tak kunjung tuntas, yakni soal masa depan Paul Pogba. Entah dia bermain atau tidak, terus saja kabar tak sedap menghantui Pogba.
Bahkan beberapa bulan terakhir dia terus dikabarkan bakal hengkang ke Real Madrid, meski Pogba tidak pernah benar-benar buka suara.
Sekarang, gosip itu mulai tak terdengar karena permainan MU yang menunjukkan tanda-tanda positif, khususnya karena Pogba ikut bermain di lapangan.
3. Pembelian Jitu
Inilah yang jadi sumber untuk alasan nomor satu di atas. Membangun pondasi tim tidak mudah, perlu pembelian pemain-pemain yang tepat.
Sejak awal, Solskjaer tegas menentukan pemain-pemain yang dia inginkan. Mungkin karena berpengalaman sebagai mantan striker, Solskjaer paham betul pemain seperti apa yang dibutuhkan Setan Merah.
Mulai dari Daniel James, Aaron Wan-Bissaka, Harry Maguire, hingga yang teranyar Bruno Fernandes. Semua pemain ini sudah sesuai ekspektasi, bahkan beberapa melebihi ekspektasi.
Jika bisa terus menjaga kejeliannya dalam membeli pemain, Solskjaer bisa jadi pelatih terbaik untuk MU setelah bertahun-tahun.
Advertisement
4. Pembuktian Musim Ini
Fakta membuktikan MU merupakan tim paling tangguh dalam duel-duel antar top six musim ini. Tercatat, Setan Merah telah mencuri 18 poin dari duel-duel The Big Six musim ini.
Yang paling menarik adalah keberhasilan MU mengalahkan Man City dua kali di Premier League musim ini, kandang dan tandang. Mereka juga bisa menahan imbang Liverpool di Old Trafford meski takluk di Anfield.
Berikut catatan lengkapnya:
MU vs Arsenal: 1 imbang 1 kalah
MU vs Chelsea: 2 menang
MU vs Liverpool: 1 imbang 1 kalah
MU vs Man City: 2 menang
MU vs Tottenham: 1 menang 1 imbang 5 dari 5
5. Kelemahan Liverpool
Musim ini Liverpool dan Man City memang masih yang paling kuat, klasemen sudah cukup jadi bukti. Namun, bukan berarti keduanya merupakan tim sempurna.
Kelemahan-kelemahan Liverpool mulai terbongkar beberapa pekan terakhir. Level permainan mereka menurun sejak resmi jadi juara, seakan-akan sudah kehabisan tenaga.
Man City pun demikian. Usai mengalahkan Liverpool 4-0, beberapa hari setelahnya justru takluk 0-1 dari Southampton. Guardiola punya masalah sendiri saat melakukan kebijakan rotasi.
Sumber: Berbagai sumber
Disadur dari: Bola.net (Penulis Richard Andreas, published: 7/7/2020)
Advertisement