Karyawan mengemas serbuk hasil pengolahan laboratorium nano teknologi di balai penelitian dan pengembangan Kementan, Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/7/2020). Balai penelitian ini melakukan penelitian terhadap Eucalyptus sebagai pencegah virus dalam jenis kategori jamu.(Liputan6.com/Herman Zakharia)
Pekerja lab menaruh serbuk hasil pengolahan laboratorium nano teknologi di balai penelitian dan pengembangan Kementerian Pertanian, Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/7/2020). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Karyawan laboraturium menunjukkan kalung antivirus corona dari hasil pengolahan di balai penelitian dan pengembangan Kementerian Pertanian, Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/7/2020). Kalung itu diklaim berkhasiat untuk menghambat replikasi virus corona. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Karyawan laboraturium menaruh serbuk hasil pengolahan laboratorium nano teknologi di balai penelitian dan pengembangan Kementerian Pertanian, Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/7/2020). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Karyawan mengemas serbuk hasil pengolahan laboratorium nano teknologi di balai penelitian dan pengembangan Kementan, Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/7/2020). Balai penelitian ini melakukan penelitian terhadap Eucalyptus sebagai pencegah virus dalam jenis kategori jamu.(Liputan6.com/Herman Zakharia)
Karyawan laboraturium menaruh serbuk hasil pengolahan laboratorium nano teknologi di balai penelitian dan pengembangan Kementerian Pertanian, Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/7/2020). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Sejumlah produk berbahan eucalyptus terlihat di balai penelitian dan pengembangan Kementan, Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/7/2020). Selain kalung, Kementan juga meluncurkan produk berbahan eucalyptus yang lain, yakni inhaler, roll on, salep, balsem, dan defuser. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Karyawan laboraturium menunjukkan kalung antivirus corona di balai penelitian dan pengembangan Kementerian Pertanian, Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/7/2020). Kalung itu diklaim berkhasiat untuk menghambat replikasi virus corona. (Liputan6.com/Herman Zakharia)