Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkap ada dua klaster baru COVID-19 yang sedang ditangani yakni klaster industri dan institusi pendidikan kenegaraan di Bandung Raya.
Di kedua klaster itu, katanya, GTPP telah melacak secara masif dengan hasil yang baik, yakni untuk klaster industri diketahui ternyata penularan mayoritas terjadi di tempat kos karyawan yang bekerja pada beberapa pabrik.
Advertisement
"Kita sudah lakukan tracing yang sangat masif karena ternyata dia ngekosnya berkumpul dengan karyawan dari pabrik lain. Tapi Alhamdulillah sudah terkendali dari sisi penyebaran dan tidak terjadi penambahan yang masif," kata Ridwan Kamil saat jumpa pers di halaman Mapolda Jabar, Kota Bandung, Selasa, 7 Juli 2020.
Sementara untuk klaster institusi pendidikan kenegaraan, ia tidak menyebut nama institusi maupun lokasinya. Namun pelacakan sudah dilakukan bahkan akan sampai pada uji usap dengan polymerase chain reaction (PCR) anggota keluarga yang bersangkutan.
"Tidak satu institusi, tapi ada beberapa. Itu juga sudah ditelusuri dan hari ini sampai pekan depan kita akan lakukan tes PCR kepada keluarganya," katanya seperti dikutip dari Antara.
Sementara itu, berdasarkan data dari https://pikobar.jabarprov.go.id per 7 Juli 2020 pukul 17.00 WIB, kasus terkonfirmasi di Jabar 3.779 dengan positif COVID-19 1.836 atau meningkat 32 kasus.
Sementara yang sembuh 1.763 atau bertambah 45 orang, melebihi dari pertambahan yang positif. Untuk meninggal dunia 180 orang, bertambah dua orang. Sementara jumlah PDP yang masih diawasi 1.226 orang dan ODP yang masih dipantau 2.491 orang.
Gubernur menginstruksikan seluruh kabupaten/kota rutin melaporkan data kasus secara cepat dan transparan karena keputusan GTPP harus selalu berdasarkan data.
"Jadi kalau data daerah belum lengkap cara kita merespons juga kurang optimal. Karena data Jabar ini akumulasi 27 daerah maka saya minta daerah melaporkan data secara cepat dan transparan," katanya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tingkatkan Sistem Pelacakan
Ridwan Kamil juga meminta daerah untuk meningkatkan sistem pelacakan. Sebab kunci penanganan COVID-19 adalah pelacakan, pengetesan dan isolasi.
"Partisipasi menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah kunci dari pengendalian COVID-19 sehingga kesiapan-kesiapan tes di daerah juga harus diperkuat, khususnya dengan tes PCR yang targetnya minimal 10 ribu sampai 15 ribu PCR tes per pekan," katanya.
GTPP Jabar dan 27 kabupaten/kota juga akan memperkuat kampanye di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Hal ini mengingat masih banyak masyarakat yang menganggap AKB adalah kehidupan normal seperti sebelum ada COVID-19.
"Jadi dua pekan ke depan edukasi dalam bentuk video, iklan dan lainnya harus ditingkatkan di level kota/kabupaten dan provinsi terkait AKB ini," katanya.
Advertisement