Liputan6.com, Jakarta Efek domino dari pandemi Corona Covid-19 memang sangat kompleks. Selain menggoyahkan segala kegiatan ekonomi masyarakat dari tingkat bawah hingga atas, efek dalam dunia akademik pun juga terjadi.
Dengan adanya pandemi, tentunya kegiatan belajar mengajar dialihkan menjadi kelas online. Siswa pun dapat mengakses ilmu melalui ponsel pintar dengan gurunya.
Baca Juga
Advertisement
Namun kenyataannya, belum semua orang memiliki ponsel pintar. Tidak semua orang mampu membelikan ponsel pintar untuk anaknya agar dapat mengikuti kelas online.
Keadaan seperti ini pun menjadi sebuah masalah pelik di kalangan masyarakat yang kurang mampu. Kejadian seperti ini pun sampai membuat seorang ayah nekat mengakhiri hidupnya karena tidak mampu membelikan ponsel untuk anaknya supaya bisa ikut kelas online.
Berikut ulasan mengenai ayah nekat bunuh diri karena tak mampu membelikan anak ponsel yang Liputan6.com lansir dari Worldofbuzz, Rabu (8/7/2020).
Seorang anak meminta ponsel pintar kepada ayahnya untuk ikut kelas online
Mengutip dari Hindustan Times, Rabu (8/7/2020) seorang lelaki berusia 50 tahun yang berasal dari Distrik Tripura, Sepahijala, India ini memiliki seorang putri yang duduk di kelas 10. Dalam masa pandemi ini putrinya pun harus mengikuti kelas online untuk sekolahnya.
Namun karena keterbatasan biaya, laki-laki yang berprofesi sebagai petani ini pun hanya mampu membelikan ponsel biasa kepada putrinya tersebut.
Advertisement
Sang anak tidak terima dan membanting ponsel pemberian ayahnya
Hanya diberi ponsel biasa, putrinya tersebut pun marah dan membanting ponsel pemberian ayahnya tersebut. Terjadi sebuah pertengkaran antara putri dan ayah hingga pada akhirnya sang ayah pun terlihat masuk ke kamarnya usai pertengkaran tersebut, Selasa (30/6/2020).
Usai masuk ke kamar, ayah tersebut ditemukan tidak bernyawa pada hari berikutnya
Usai terjadi pertengkaran dengan putrinya, ayah tersebut masuk ke dalam kamar. Namun pada hari berikutnya, Rabu (1/7/2020) laki-laki tersebut ditemukan tidak bernyawa.
Kasus ini pun langsung dilaporkan kepada kepolisian setempat dan dilakukan post mortem untuk mengetahui penyebab kematian. Mengutip dari Worldofbuzz, Rabu (8/7/2020) kasus ini pun dinyatakan sebagai kematian yang tidak wajar.
“Kami menanyakan beberapa penduduk setempat dan keluarganya tentang masalah ini. Selama investigasi kami, kami mengetahui bahwa ada pertengkaran di rumahnya tentang kegagalannya membeli smartphone untuk putrinya,” kata seorang petugas yang bertanggung jawab atas kantor polisi Madhupur Tapas Das.
Advertisement
KONTAK BANTUAN
Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.
Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku
Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.