Ikappi Minta Pemprov DKI Lebih Humanis Tes Covid-19 Pedagang Pasar

Reynaldi menuturkan, para pedagang bersedia tes tanpa ada paksaan. Hanya, itu dilakukan di jam senggang bagi pedagang dan tidak dilakukam secara mendadak.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jul 2020, 14:15 WIB
Petugas medis dari Pemkot Jakarta Selatan melakukan tes swab Covid-19 para pedagang di Pasar Sayur Cipulir, Jakarta Selatan, Kamis (25/6/2020). Kegiatan yang dilakukan kepada puluhan pedagang dan warga seputar pasar ini dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lebih humanis dalam tes cepat dan usap deteksi Covid-19 terhadap pedagang pasar. Dia mengaku menerima sejumlah aduan yang menyebut ada pemaksaan bagi pedagang untuk diperiksa.

"Kami mendapat laporan beberapa kasus laporan yang kami terima antara lain penjemputan paksa pedagang untuk melakukan rapid test dan swab," ujar Reynaldi, Rabu (8/7/2020).

Reynaldi menuturkan, para pedagang bersedia tes tanpa ada paksaan. Hanya, itu dilakukan di jam senggang bagi pedagang dan tidak dilakukam secara mendadak.

"Jika pedagang sedang ramai pembeli agak cukup sulit untuk dipaksakan rapid test dan swab," tuturnya.

Selain itu, Reynaldi juga mendorong pemanfaatan corporate social responsibility (CSR) untuk membantu proses pelaksanaan protokol kesehatan dengan baik. Misalnya saja menyediakan sabun cuci tangan dengan komposisi tepat, tanpa dicampur air.

"Sabun yang tercampur dengan air itu tidak efektif untuk digunakan pengunjung mencuci tangan dengan sabun. Maka sabun kita harapkan CSR-CSR bisa membantu atau semua pihak bisa bergoyong- royong untuk membantu pengadaan sabun untuk cuci tangan di pasar-pasar tradisional," ungkapnya.

 

 


TNI/Polri tanpa Seragam

Dia berharap Pemprov DKI Jakarta kampanye secara masif bahwa pasar tradisional aman, pasar sehat. Upaya ini perlu didorong dan dilakukan secara bersama-sama dengan paguyuban-paguyuban atau kelompok pedagang di pasar tersebut.

"Kemudian keterlibatan personel TNI / POLRI untuk lebih wise, untuk lebih halus kami berharap tanpa menggunakan seragam agar bisa terlihat lebih tidak menakut-nakuti pedagang atau pengunjung," ujarnya.

Reynaldi mengatakan, agar upaya ini diharapkan bisa memperkuat protokol kesehatan di pasar tradisional dan menggugah semangat pedagang untuk terus memulihkan ekonominya. Sebab, di masa PSBB transisi pendapatan pedagang jatuh 50 persen.

"Maka kami meminta semua pihak untuk membantu bergotong-royong untuk memulihkan ekonomi pedagang pasar di DKI Jakarta dan memperlancar distribusi pangan rakyat karena pasar tradisional adalah ujung dari distribusi pangan rakyat."

Reporter: Yunita Amalia

Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya