Liputan6.com, Jakarta - Menjadi kendaraan yang banyak digunakan saat Pandemi Corona Covid-19, Kementerian Perhubungan menyiapkan aturan baru yang harus ditaati para pesepeda.
Saat diskusi virtual Bike To Work (B2W) Indonesia, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setiyadi menjelaskan beberapa larangan saat berkendara dengan sepeda.
Baca Juga
Advertisement
Hal pertama ialah tak boleh menggunakan handphone (HP) atau gadget saat berkendara. Meski demikian, Budi masih belum bisa memberikan penjelasan tentang penggunaan earphone atau headset saat bersepeda.
"Kami masih menerima masukan. Terkait penggunaan headset masih akan dipikirkan, karena prinsipnya kalau menggunakan HP, konsentrasi kita lebih fokus kepada HP bukan ke jalan," kata Budi dilansir Merdeka.com.
Kedua, pesepeda tak boleh menggunakan payung saat sedang berkendara. Namun, peraturan ini tak berlaku bagi pedagang. Khusus pedagang kecil yang menjadikan sepeda sebagai alat berjualan, membawa payung dibolehkan.
Hanya saja, payung boleh dibuka saat sepeda sedang diparkirkan. Jadi pedagang tetap tak boleh menggunakan payung saat sedang berkendara.
"Seperti penjual starling (pedagang kopi keliling) atau penjual makanan lainnya saat melayani pembeli. Supaya melindungi makanan atau dirinya dari panas dan hujan itu boleh dibuka payungnya, asal tidak dibuka saat sedang digowes," ujar Budi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Dilarang Mengakut Penumpang
Selain itu, pesepeda juga dilarang mengangkut penumpang apabila kendaraan tidak dilengkapi tempat duduk khusus di bagian belakang.
Budi mengakui, di Indonesia khususnya anak-anak sepeda sering digunakan berboncengan padahal tempat duduknya hanya ada satu.
"Kita sering lihat ya, orang Indonesia suka berboncengan sepeda, biasanya orang itu duduk di besi depan sepeda atau di belakang, berdiri pada pegangan. Itu tidak boleh," kata Budi.
Advertisement
Tidak Mengganggu Jalur Pengguna Jalan Lainnya
Larangan terakhir ialah tidak boleh memenuhi jalan sehingga mengganggu kendaraan lainnya. Dalam rancangan aturan yang dibuat Kemenhub, pesepeda hanya boleh berjajar maksimal dua kendaraan saat sedang berjalan.
"Hanya boleh satu jalur saja, di kanan atau kiri jalan, tidak boleh keduanya. Maksimal berjajar dua sepeda namun tetap menyesuaikan kondisi lalu lintas," ujarnya.
Saling menghargai saat sedang berkendara perlu dilakukan agar tidak terjadi kemacetan dan merugikan pengendara lain. Terlebih, pesepeda yang memenuhi hampir seluruh luas jalan raya, sehingga mengganggu kendaraan lainnya.
"Seperti yang viral akhir-akhir ini, semoga tidak ada lagi. Jangan sampai setengah jalan digunakan untuk sepeda," tuturnya.