Liputan6.com, Jakarta Imbas pandemi Covid-19, sekitar 50 persen UMKM diperkirakan gulung tikar usai September tahun ini. Kondisi ini berbeda, dengan krisis 1998 di mana UMKM mampu bertahan. Prediksi tersebut dikeluarkan sejumlah lembaga survei dalam menyikapi krisis saat ini.
Menteri Koperasi UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengaku khawatir jika prediksi tersebut berbuah kenyataan. Namun, ia menganggap hasil survei tersebut merupakan skenario terburuk sebagai pelecut kinerja pemerintah untuk lebih optimal.
Advertisement
"Saya khawatir betul, dengan prediksi bahwa hampir separuh dari UMKM akan gulung tikar setelah September oleh sejumlah lembaga survei. Tetapi anggap saja itu skenario terburuk, dimana ada separuh UMKM yang gulung tikar sehingga perlu kita bantu," ujar Teten dalam diskusi virtual via YouTube, Rabu (8/7/2020).
Dia mengakui jika pelaku UMKM saat ini memang tengah dihadapkan pada kondisi sulit akibat pandemi ini. Sebanyak 30 sampai 50 persen UMKM di dalam negeri sudah terganggu kelangsungan usahanya.
Hal itu berakibat pada ketidakmampuan pelaku bisnis UMKM untuk melunasi pinjaman kepada lembaga keuangan. Bahkan mereka terancam gulung tikar setelah usahanya terpukul dari dua sisi, yakni supply dan demand.
Kendati demikian, Teten meyakini masih ada celah untuk menyelamatkan UMKM dari ancaman gulung tikar. Salah satunya mendorong sebanyak mungkin UMKM ke dalam ekosistem digital.
UMKM yang bisa bertahan saat ini adalah yang terhubung dengan platform online, dan juga UMKM yang berhasil melakukan adaptasi bisnisnya.
Untuk itu, ia mendorong pelaku usaha disektor ini mampu berinovasi dalam merespon perkembangan market atau permintaan pasar yang dinamis
Pun, pemerintah telah meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 695,2 triliun. Dimana yang digunakan untuk mendukung sektor UMKM mencapai Rp 123,46 triliun
Oleh karenanya, pihaknya terus berupaya mempercepat serapan PEN bagi UMKM yang terdampak pandemi ini. Antara lain meningkatkan koordinasi dengan kementerian/lembaga dan otoritas terkait.
"Semua kebijakan itu ditujukan agar daya beli masyarakat bisa tumbuh. Sekaligus menggerakkan perekonomian," tandas dia.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video di bawah ini:
Menteri Teten Yakin Lebih dari 10 Juta UMKM Bakal Go Digital di 2020
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki yakin bahwa lebih dari 10 juta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) akan go digital alias terhubung dengan platform digital pada tahun ini. Sejauh ini, sudah ada 8 juta pelaku UMKM yang sudah terhubung dengan platform digital.
"Jadi presiden (Jokowi) menargetkan digitalisasi 10 juta UMKM tahun ini. Tapi keyakinan kami bisa lampaui dari itu," tegas Teten dalam diskusi virtual via YouTube, Rabu (8/7/2020).
Dia menjelaskan, bahwa penting bagi UMKM terhubung ke ekosistem digital atau go digital untuk mengakses pasar yang lebih luas. Sekaligus mengintegrasikan dengan pembayaran berbasis digital yang dianggap lebih efisien.
Melalui digitalisasi akan memudahkan pemerintah untuk mengembangkan record digital. Yakni kesehatan usaha bisa dijadikan referensi oleh lembaga pembiayaan untuk membantu modal kerja dan investasi dari UMKM.
Terlebih UMKM yang bisa bertahan saat ini adalah yang terhubung dengan platform online, dan juga UMKM yang berhasil beradaptasi bisnisnya. Untuk itu, ia mendorong pelaku usaha disektor ini mampu berinovasi dalam merespons perkembangan pasar yang dinamis, salah satunya dengab go digital tersebut.
"Kita terus dorong, ke depan akan ada perubahan perilaku konsumen yang berbelanja secara online. Hal itu menjadi penting untuk kita mempercepat modernisasi UMKM," tukasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement