Butuh Modal Investasi, PTPN III Minta Dana Talang Rp 4 Triliun

PTPN III membutuhkan dana talang dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional dampak covid-19 di bidang perkebunan sebesar Rp 4 triliun.

oleh Tira Santia diperbarui 08 Jul 2020, 19:17 WIB
Sebagian ibu-ibu warga Kabupaten Kerinci di kaki Gunung Kerinci adalah pemetik teh peninggalan Belanda yang kini dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara (PTPN). (Liputan6.com/B Santoso)

Liputan6.com, Jakarta - Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III  (Persero) menyatakan membutuhkan dana talang dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional dampak covid-19 di bidang perkebunan sebesar Rp 4 triliun.

Direktur Utama PT PTPN III Holding Muhammad Abdul Ghani, mengatakan dana talang tersebut akan digunakan untuk investasi yang tertunda, karena keterbatasan dana, serta tambahan investasi, dan modal kerja dalam meningkatkan produksi dan profitabilitas perusahaan.

“Aset, perbaikan pemupukan, dan sebagainya segera akan kita belanjakan dibulan Agustus, kemudian terkait dengan skema pinjaman, kami tawarkan pinjaman melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia  (LPEI) atau Sarana Multi Infrastruktur (SMI), kemudian ada Pemerintah sebagai penjamin, itu kira-kira skema kasarnya,” kata Abdul, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPR, Rabu (8/7/2020).

Seluruh pinjaman Pemerintah diproyeksikan akan seluruhnya ditarik di tahun 2020, dan pengembalian akan disesuaikan dengan instrumen yang digunakan, namun diharapkan pengembalian baru dimulai setelah cashflow PTPN mengizinkan yakni setelah tahun ke-8.

Ia pun sadar bahwa dana talang merupakan pinjaman dari Pemerintah yang harus dikembalikan. Oleh karena itu pihaknya merencanakan akan membayar dana talang itu tahun 2028.

“Kami merencanakan bahwa dana pinjaman Rp 4 triliun ini kami kembalikan pokoknya mulai  tahun 2028, artinya tahun ke  delapan akan kami kembalikan dan dalam 3 tahun selesai, tahun 2031 selesai. Kemudian bunganya minta 2 persen, tapi terserah kita mengikuti pemerintah,” ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kinerja Keuangan

Pabrik gula milik PTPN. Dok Kementerian BUMN

Demikian, Abdul menambahkan indikator kinerja keuangan yang sudah dipelajari oleh konsultan PTPN, dengan adanya dana pinjaman ini kemudian transformasi PTPN dilakukan, maka pendapatan PTPN dalam 10 tahun kedepan itu bisa meningkat rata-rata 3,5 persen, EBITDA-nya naik  rata-rata 9 persen, dan laba bersih naik 200 persen.

“Kalau ini tercapai, kita sudah membuat program detailnya, transformasi holistik kami, maka PTPN pada 2030 maka bisa memberikan margin 17 persen dan itu sudah mendekati rata-rata industri,” pungkasnya.   


Erick Thohir Pastikan Lahan PTPN di Batang Siap Tampung Relokasi Pabrik

Ketua Timses Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir dan Arsul Sani mendatangi Bawaslu

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir memastikan lahan milik BUMN PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX di Batang, Jawa Tengah telah siap menjadi tempat relokasi pabrik perusahaan global ke Indonesia.

Hal itu disampaikannya saat mendampingi Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Batang yang direncanakan bakal jadi kawasan industri terpadu. Erick bilang, lokasi lahan PTPN IX sangat prima sehingga ke depannya tidak ada isu seputar persiapan relokasi.

"Ini lokasi yang sangat prima dan memang ini merupakan satu kepemilikan di bawah PTPN IX. Jadi tidak ada isu nanti ke depan untuk relokasi atau mandeknya perizinan," ujar Erick dalam pernyataan pers virtual, Selasa (30/6/2020).

Adapun, pengembangan kawasan industri Batang akan dilakukan dalam 3 fase. Fase pertama, pengembangan dilakukan di lahan seluas 450 hektare yang akan diikuti dengan penyelesaian ruas jalan tol Cilacap-Yogyakarya dan penyediaan kebutuhan air untuk industri oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Selain itu, BUMN energi seperti Pertamina dan PLN juga bakal menjadi penyedia fasilitas energi di sana.

"Kami mengundang daripada Direksi BUMN, untuk listrik ada PLN, lalu Pertamina untuk gasnya dan lain-lain. Hal ini kita lakukan supaya targetnya bisa sesuai dengan target 6 bulan ke depan," katanya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya