Cetak Rekor, Harga Emas Meroket ke Level USD 1.811 per Ounce

Harga emas di pasar spot gold menguat 0,9 persen menjadi USD 1,811,01 per ounce.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 09 Jul 2020, 08:33 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melonjak ke level lebih dari USD 1.800 pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta). Hal ini menjadi rekor tertinggi sejak September 2011, karena bank-bank sentral menggelontorkan stimulus untuk meredam kejatuhan ekonomi.

Dikutip dari CNBC, Kamis (9/7/2020), harga emas di pasar spot gold menguat 0,9 persen menjadi USD 1,811,01 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,6 persen ke level pada USD 1,820.60.

"Yang menjadi pendorong (harga emas) adalah stimulus fiskal dan moneter, bersama dengan arus masuk moneter ke dalam dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas dan investasi lainnya," kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures.

"Injeksi likuiditas yang konstan ke pasar terus menjadi faktor positif yang paling menonjol, karena dolar telah melemah dan mendukung harga komoditas, tetapi lebih khusus lagi emas dan perak," lanjut dia.

Pada awal sesi perdagangan, harga emas melonjak ke USD 1.817,71, level tertinggi sejak 19 September 2011, dan bertahan di bawah rekor harga sepanjang masa dari USD 1.920,30.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Faktor Pendorong Harga Emas

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Logam mulia ini telah membukukan kenaikan yang solid tahun ini karena ekonomi global bergulat dengan dampak pandemi, yang telah menginfeksi lebih dari 11,89 juta orang di seluruh dunia.

Untuk logam lain, perak melonjak 1,9 persen menjadi USD 18,64 per ons. Palladium naik 0,3 persen menjadi USD 1.921,99 per ounce, platinum naik 0,9 persen menjadi USD 843,30 per ounce.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya