Pemkot Surabaya Kembali Bagikan Tes Cepat COVID-19 kepada 32 RS

Sebanyak 2.810 alat tes cepat tersebut diserahkan langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) kepada 32 perwakilan RS rujukan maupun nonrujukan

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jul 2020, 08:14 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma). (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya kembali membagikan alat rapid test atau tes cepat yang diterima Kementerian Kesehatan kepada 32 rumah sakit (RS) lainnya di Surabaya, Jawa Timur pada Rabu, 8 Juli 2020.

Sebanyak 2.810 alat rapid test tersebut diserahkan langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) kepada 32 perwakilan RS rujukan maupun nonrujukan di Balai Kota Surabaya.

Risma mengatakan, jumlah bantuan rapid test diberikan secara berbeda sesuai dengan kebutuhan rumah sakit tersebut

"Jadi pemberian bantuan ini susulan. Karena sebelumnya rumah sakitnya tidak menuliskan kebutuhan rapid test pada saat staf khusus Menteri Kesehatan (Menkes) datang. Kalau yang kemarin, Sabtu, 4 Juli 2020 itu rumah sakit yang mengajukan melalui selembaran kertas kapan hari,” kata Wali Kota Risma.

Ia menuturkan, bantuan rapid test yang diserahkan ini digunakan untuk pasien saja. Sedangkan, untuk tenaga kesehatan (nakes) atau karyawan RS akan diajukan kembali kepada Kemenkes.

"Tadi saya sampaikan mau pilih rapid test atau swab. Ternyata mereka memilih swab semua. Nanti akan diajukan untuk itu," ungkap dia.

Ia mengungkapkan, beberapa waktu lalu, staf khusus Menkes memberikan bantuan 10.000 rapid test kepada Pemkot Surabaya.

Dari jumlah itu, ia merinci sebagian digunakan untuk memfasilitasi calon mahasiswa untuk syarat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), sebagiannya lagi dibagikan ke rumah sakit.

"Untuk jumlah rumah sakitnya kemarin 23 sekarang 32 jadi 55 rumah sakit yang menerima," ujar dia.

Di kesempatan yang sama, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga memaparkan, nantinya pihak rumah sakit itu akan menuliskan kembali usulan-usulan apa saja yang dibutuhkan di setiap rumah sakit. Nantinya dari usulan tersebut akan diteruskan kepada Kemenkes.

"Mereka (pihak rumah sakit) juga mengajukan usulan ke kementrian dan juga BNPB," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


32 Rumah Sakit Dapat Bantuan Rapid Test

Tenaga medis merapikan hasil rapid test pegawai Lapas Kemenkumham di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas I Tangerang, Banten, Sabtu (30/5/2020). Hasil rapid tes yang diikuti 87 pegawai termasuk Kepala Lapas menunjukkan seluruh pegawai negatif virus Corona Covid-19. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Presiden UCLG Aspac ini merinci 32 rumah sakit itu di antaranya yakni, RSIA Putri, RS Tk. III Brawijaya, RS Orthopedi, RS Marinir EWA Pangalila, RSIA Perdana Medica, RS DKT Gubeng, RS William Booth, RS Adi Husadsa Kapasari, RSIA NUN, RS Wiyung Sejahtera.

Selanjutnya RS Gotong Royong, RSAL, dr. Oepomo, RSIA Lombok 22 Lontar, RS Paru, RSIA Kendangsari, RSIA Cempaka Putih Permata,RSIA IBII, RSPAL dr. Ramelan, RS Onkologi, RS Mitra Keluarga Kenjeran.

“Kemudian, RS Muji Rahayu, RS Surabaya Medica Servise, RS Mata Undaan Surabaya, RS Wijaya, RS Mata Masayarakat, RSIA Kendangsari-MERR, RS Graha Medika, RS Manyar Medical Center, RSIA Lombok 22 Flores, RS Bhakti Rahayu dan RS Al-Irsyad," ujar dia.

Sementara itu, salah seorang perwakilan dari RSAL, dr. Oepomo Surabaya, Arif S mengatakan, bantuan alat rapid test ini akan sangat berguna bagi masyarakat. Terlebih bagi mahasiswa yang hendak melakukan rapid test untuk kepentingan UTBK.

"Rapid test ini sangat membantu dan sangat bermanfaat sekali. Untuk calon mahasiswa juga bisa,” tutur dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya