Liputan6.com, Surabaya- Dinas Pendidikan Jatim meminta pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada tahun ajaran baru dilakukan secara online atau daring. Sebab, angka kasus Corona Covid-19 di wilayah setempat masih tinggi.
"Tahun ini masing-masing sekolah diimbau untuk membuat modul MPLS daring, termasuk modul tutorial maupun interaktif untuk pembelajaran jarak jauh," ujar Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi di Surabaya, seperti yang dikutip dari Antara, Kamis (9/7/2020).
Sementara untuk SMA boarding schools yang dimiliki Pemprov Jatim, yakni SMAN Taruna Nala Malang, SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, SMAN 5 Taruna Brawijaya Kediri, dan SMAN 2 Taruna Bhayangkara Banyuwangi, diizinkan menerima siswa dalam asrama.
Baca Juga
Advertisement
Ia mengungkapkan kebijakan itu sudah dikomunikasikan dengan orangtua siswa dan mereka setuju karena jika di asrama siswa tidak keluyuran sehingga lebih aman. Meskipun demikian, protokol kesehatan harus tetap dilakukan selama proses pembelajaran dan atas persetujuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 serta surat persetujuan dari orangtua.
Merespons kebijakan itu, SMK Wijaya Putra Surabaya telah menyiapkan materi pengenalan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) agar para siswa lebih mudah untuk mengikuti pembelajaran daring di sekolahnya. Kepala SMK Wijaya Putra, Sugeng, mengatakan sebelum melaksanakan pembelajaran daring, terlebih dahulu dilakukan pemantapan pada kegiatan MPLS di sekolah dengan protokol kesehatan.
Dalam kegiatan MPLS, siswa harus memakai masker, menggunakan face shiled hingga menjaga jarak antar peserta lainnya. Kegiatan MPLS juga dilakukan selama tiga hari dan setiap gelombang membutuhkan waktu tiga jam.
"Kami datangkan siswa baru SMK Wijaya Putra Surabaya secara bergelombang dengan physical distancing dan protokol Covid-19, karena takutnya jika langsung PJJ ada miss komunikasi. Untuk itu, akan ada pemantapan di MPLS besok," ucapnya.