Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menyoroti kinerja para menteri di situasi pandemi virus Corona Covid-19.
Jokowi menilai, saat ini kinerja para menteri sudah mulai membaik usai teguran keras yang diberikannya dalam sidang kabinet paripurna pada 18 Juni 2020 lalu.
Advertisement
"Saya melihat memang setelah kita rapat kabinet, di sini ada pergerakan yang lumayan. Tapi belum sesuai dengan yang saya harapkan. Sudah bergerak lebih baik, sudah bergerak lebih bagus, tapi belum," kata Jokowi dalam video rapat terbatas yang ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu 8 Juli 2020.
Tak hanya itu, Jokowi juga menyoroti kasus positif virus Corona Covid-19 di Tanah Air yang bertambah signifikan, sebanyak 2.567 pada Kamis, 9 Juli 2020.
Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, tingginya penambahan kasus baru Corona Covid-19 perlu diwaspadai.
Berikut 4 pernyataan Jokowi terbaru terkait perkembangan penanganan kasus Corona Covid-19 dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sebut Kinerja Menteri Membaik
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menilai saat ini kinerja para menteri sudah mulai membaik usai teguran keras yang diberikannya dalam sidang kabinet paripurna pada 18 Juni 2020 lalu.
Kendati begitu, Jokowi menyebut kinerja para menteri belum sesuai dengan yang diinginkannya.
"Saya melihat memang setelah kita rapat kabinet, di sini ada pergerakan yang lumayan. Tapi belum sesuai dengan yang saya harapkan. Sudah bergerak lebih baik, sudah bergerak lebih bagus, tapi belum," kata Jokowi dalam video rapat terbatas yang ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu 8 Juli 2020.
Menurut dia, penyaluran bantuan sosial (bansos) untuk masyarakat terdampak pandemi virus Corona Covid-19 memang sudah membaik. Namun, penanganan Covid-19 di bidang kesehatan masih perlu dipercepat.
Advertisement
Masalah Ekonomi
Jokowi juga melihat, stimulus ekonomi baik untuk usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) ataupun usaha besar juga belum terealisasi sepenuhnya.
Untuk itu, dia kembali mengingatkan para menterinya bekerja lebih cepat dan keras di tengah situasi krisis akibat pandemi corona.
"Kembali lagi jangan sampai menganggap kita ini masih pada situasi biasa-biasa saja. Karena saya melihat stimulus ekonomi ini belum (tuntas)," ucap Jokowi
Selain itu, Jokowi meminta para menterinya mempercepat belanja pemerintah. Hal ini demi memancing pergerakan perekonomian Indonesia.
"Saya minta semuanya dipercepat. Terutama yang anggarannya gede-gede. Ini Kemendikbud ada Rp 70,7 triliun, Kemensos Rp 104,4 T, Kemenhan Rp 117,9 T, Polri Rp 92,6 T, Kemenhub Rp 32,7 T," jelas dia.
Waspada Penambahan Kasus Baru Corona Covid-19
Jokowi menyoroti kasus positif virus Corona atau Covid-19 di tanah air yang bertambah signifikan, sebanyak 2.567 pada Kamis, 9 Juli 2020.
Ini merupakan rekor penambahan tertinggi sejak Covid-19 masuk ke Indonesia pada Maret 2020.
Hal ini disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah se-Kalimantan Tengah terkait penanganan Covid-19, Kamis, 9 Juli 2020.
"Tingginya penambahan kasus baru ini perlu diwaspadai. Dalam situasi seperti ini siapa yang bisa menggerakkan ekonomi? Enggak ada yang lain kecuali belanja pemerintah," ucap Jokowi.
"Perlu saya ingatkan ini sudah lampu merah lagi. Hari ini secara nasional kasus positif ini tinggi sekali. Hari ini, 2.657," kata Jokowi.
Untuk itu, dia mengingatkan kepada pemerintah provinsi Kalimantan Tengah disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan demi menekan laju penyebaran Covid-19.
Pasalnya, Jokowi menyebut sebaran virus Corona tergantung bagaimana daerah mengendalikannya.
Jokowi menuturkan, pasien positif Covid-10 di Kalimantan Tengah yakni, 1.093 orang. Dari jumlah tersebut, 393 pasien masih menjalani perawatan, 634 pasien sudah sembuh, dan 66 meninggal dunia akibat Covid-19.
Meski jumlah tersebut masih terbilang kecil dibandingkan daerah lainnya, namun Jokowi tetap meminta agar laju penyebaran Covid-19 di Kalimantan Tengah tetap ditekan. Sebab, apabila tidak dikendalikan dengan baik jumlahnya akan terus bertambah.
"Kalau angka yang masih kecil ini tidak dikendalikan dengan baik, manajemen krisis tidak dilakukan dengan tegas, rakyat tidak diajak semuanya untuk bekerja bersama-sama menyelesaikan," terang dia.
"Hati-hati angka yang tadi saya sampaikan bisa bertambah banyak. Ini jangan dianggap enteng, bisa menyebar ke mana-mana," sambung Jokowi.
Advertisement
Minta Polisi Lindungi Tenaga Medis Covid-19
Jokowi menerima aduan dari Dokter Erwin Kristianto terkait kendala yang dialami para tenaga medis saat menangani pasien virus corona Covid-19.
Dokter dari Rumah Sakit Umum Daerah Jaraga Sasameh, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah itu menuturkan, tenaga medis kerap mendapat penolakan dan intimidasi dari pasien dan keluarganya.
Hal ini disampaikan Erwin saat Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis, 9 Juli 2020.
"Kendala kami hadapi akhir-akhir ini kami tenaga medis kerap mendapat penolakan, kecaman dan stigma negatif dari lingkungan keluarga pasien, bahkan pasien sendiri," ujar Erwin.
"Terkadang intimidasi langsung dan tidak langsung saat menangani pasien di Barito Selatan," sambung dia.
Menanggapi hal tersebut, Jokowi meminta Kapolda Kalimantan Tengah memastikan keamanan para tenaga medis. Dia mengatakan, bahwa tenaga medis merupakan garda terdepan penanganan Covid-19.
"Saya minta Pak Kapolda yang berkaitan dengan baik tekanan dari eksternal maupun dari dalam agar semua tenaga medis, dokter, jajaran RS, perawat semua diberikan proteksi dengan baik," kata Jokowi.
Jokowi menegaskan, perintah tersebut tak hanya berlaku untuk Polda Kalimantan Tengah, namun juga aparat kepolisian di seluruh Indonesia. Jokowi menilai tenaga medis harus diberikan perlindungan yang baik.
"Ini harus betul-betul dilindungi baik lewat medsos, baik langsung. Tugas polda polres memberikan proteksi bagi tenaga medis kita sebaik-baiknya. Saya tegaskan bukan hanya di Kalimantan Tengah, tapi juga di tanah air," tegas Jokowi.