Jokowi: Prioritas Kesehatan, Tapi Ekonomi Harus Jalan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan saat ini pemerintah sedang mengendalikan ekonomi dan kesehatan. Dua hal tersebut tidak bisa dipisahkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jul 2020, 22:17 WIB
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi meminta dalam raker ini dapat mempercepat prosedur-prosedur yang sebelumnya sangat lama dan berbelit-belit. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan saat ini pemerintah sedang mengendalikan ekonomi dan kesehatan. Dua hal tersebut tidak bisa dipisahkan.

Jokowi ingin prioritas kesehatan tapi ekonomi juga harus tetap jalan. Sebab jika ekonomi tidak berjalan jalan, kesejahteraan masyarakat menurun, imunitas juga akan ikut turun.

"Oleh sebab itu, betul-betul gas dan remya betul betul dikendalikan bener, jangan sampai yang di gas hanya ekonomi saja, tetapi Covid-nya meningkat," kata Jokowi saat kunjungan kerja di Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020).

"Hati-hati dua-duanya harus dikendalikan dengan baik. Karena ekonomi sekarang ini yang rusak bukan hanya urusan sisi keuangan saja seperti 98. Demand-nya rusak terganggu, supply-nya rusak terganggu, produksinya juga rusak terganggu. Hati-hati ini harus semuanya mengerti dan paham mengenai ini," ungkap Jokowi.

Jokowi juga menjelaskan saat ini terdapat 215 negara yang mengalami hal yang sama. Terlebih kata dia terkait urusan ekonomi.

Mantan Wali Kota Solo tersebut menyoroti capaian kuartal pertama yang hanya muncul di angka 2,97 persen. Sedangkan dikuartal kedua diperkirakan berada di minus.

"Sudah minus growth kita di 3,8. Kurang lebih, ini baru prediksi karena hitung-hitungannya baru keluar," kata Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Hati-Hati

Jokowi pun meminta seluruh pihak harus berhati-hati saat kondisi saat ini. Sebab menurut informasi Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) prediksi untuk saat ini sangat dinamis.

"Sudah ganti lagi menjadi -6 sampai -7,6. Hati-hati, di Eropa misalnya Inggris diperkirakan tahun ini akan -15,4 persen, Jerman akan berada di angka -11,2 persen, Prancis diperkirakan akan minus 17,2 persen, Jepang -8,3 persen. Hati-hati," kata Jokowi.

Reporter : Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya