Catatan Dosen Unair Atas Penanganan Corona COVID-19 di Jatim

Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Djazuly Chalidyanto menuturkan, kasus Corona COVID-19 turun dalam dua minggu di Jawa Timur sulit tercapai.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Jul 2020, 14:11 WIB
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya untuk menekan penyebaran COVID-19 di Jawa Timur dalam dua pekan.Namun, angka kasus positif COVID-19 di Jawa Timur masih menunjukkan kenaikan.

"Saya minta dalam waktu dua minggu ini pengendaliannya betul-betul kita lakukan bersama-sama dan terintegrasi dari semua unit organisasi yang kita miliki di sini," ujar Jokowi di Gedung Grahadi Kota Surabaya Jawa Timur, Kamis, 25 Juni 2020.

Target permintaan Jokowi tersebut untuk menekan penyebaran COVID-19 di Jawa Timur berakhir pada pekan ini. Jika melihat angka kasus positif COVID-19 masih tinggi. Pada 9 Juli 2020 tercatat tambahan pasien baru positif COVID-19 mencapai 418 orang sehingga menjadi 15.466 orang. Pasien sembuh bertambah 234 orang menjadi 5.813 orang. Demikian mengutip data dari instagram @JatimPemprov.

Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Djazuly Chalidyanto menuturkan, kasus Corona COVID-19 turun dalam dua minggu di Jawa Timur sulit tercapai. Akan tetapi, langkah-langkah yang dilakukan Jawa Timur dalam dua minggu, menurut Djazuly cukup strategis dan jelas.

Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupaya menurunkan angka kematian karena COVID-19 dan meningkatkan angka kesembuhan. Ditambah dengan mengendalikan dan meningkatkan disiplin masyarakat untuk patuh protokol kesehatan.

Berdasarkan data infocovid.jatimprov.go.id, angka kematian karena Corona COVID-19 bertambah 27 orang menjadi 1.166 orang hingga 9 Juli 2020. Jumlah itu mencapai 7,54 persen dari pasien positif COVID-19 dan termasuk tertinggi di Indonesia.

"Untuk meningkatkan angka kesembuhan dan menurunkan kematian, sistem pelayanannya sudah lebih baik dengan diperkuat sistem rujukan satu pintu untuk seluruh RS rujukan COVID-19 di Jawa Timur," ujar Djazuly saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Jumat (10/7/2020).

Ia menambahkan, Pangdam dan Kapolda Jawa Timur juga secara taktis melakukan upaya dengan jajarannya terutama di Surabaya Raya yaitu Gresik, Sidoarjo dan Surabaya untuk memberlakukan lagi jam malam. Selain itu,ia juga melihat testing dan tracing  atau pelacakan semakin masif dilakukan bersama dengan pemerintah di Surabaya Raya.

"Lebih agresif memantau perilaku masyarakat yang tidak disiplin dan membagikan masker,” ujar dia.

"Saya melihat cukup baik yang penting adalah apakah upaya yang dilakukan dalam dua minggu ini bisa dijalankan dengan baik dan konsisten apa tidak?"  ia menambahkan.

Djazuly melihat negara lain yang sedikit lengah dan tidak konsisten akan terjadi kasus baru COVID-19, sehingga terjadi lonjakan konfirmasi positif COVID-19.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Peran Masyarakat Sangat Penting

Ilustrasi Pandemi Covid-19 Credit: pexels.com/cottonbro

Djazuly menegaskan, peran masyarakat sangat penting untuk mengendalikan COVID-19. Oleh karena itu, ia menilai partisipasi masyarakat sangat penting.

"Pemerintah seharusnya hanya memfasilitasi dan membantu masyarakat untuk bisa disiplin. Regulasi yang baik dan pengawasan terhadap pelaksanaan regulasi menjadi sangat hal penting,” kata dia.

Selain itu, ia menuturkan, meningkatkan kesadaran masyarakat merupakan pekerjaan yang tidak akan berhenti. Hal itu bermula dari memberikan pengetahuan yang baik dan lengkap kepada masyarakat mengenai COVID-19 terutama cara mengendalikannya.

"Peran dari lembaga pendidikan, tokoh agama, tokoh masyarakat, sangat penting dalam hal ini. Misalnya sekarang beberapa tempat ibadah sudah mulai dibuka, para tokoh agama perlu menyampaikan tentang COVID-19 ini kepada umatnya," ujar dia.

Berdasarkan data Dinas Kominfo yang diunggah dalam instagram @JatimPemprov, total pasien positif COVID-19 mencapai 14.941 orang hingga 8 Juli 2020. Tercatat tambahan pasien positif COVID-19 sebanyak 399 orang pada 8 Juli 2020.

Ada tambahan pasien positif COVID-19 sebanyak 308 menjadi 14.578 orang pada 7 Juli 2020. Pada 6 Juli 2020, ada tambahan 270 orang sehingga menjadi 14.298 orang.

Pada 5 Juli 2020 ada tambahan pasien sebanyak 419 orang menjadi 13.997 orang. Pada 4 Juli 2020 ada tambahan pasien baru COVID-19 sebanyak 441 orang menjadi 13.997 orang, 3 Juli 2020 ada tambahan pasien sebanyak 340 orang menjadi 13.025 orang.

Kemudian pada 2 Juli 2020 ada tambahan pasien positif sebanyak 313 orang menjadi 12.681 orang, 1 Juli ada tambahan pasien positif sebanyak 316 orang menjadi 12.321 orang. Selanjutnya pada 30 Juni 2020 ada tambahan pasien positif COVID-19 sebanyak 389 orang menjadi 12.118 orang, 29 Juni ada tambahan pasien sebanyak 240 orang menjadi 11.795 orang.

Lalu pada 28 Juni ada tambahan pasien sebanyak 241 orang menjadi 11.482 orang, pada 27 Juni 2020 ada tambahan pasien sebanyak 299 orang menjadi 11.170 orang, 26 Juni 2020 ada tambahan pasien sebanyak 363 orang menjadi 10.886 orang, dan 25 Juni mencatat ada tambahan pasien sebanyak 333 orang menjadi 10.532 orang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya